TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bekerja sama dengan PT Pertamina (Persero) untuk mengembangkan ketersediaan sistem logistik bahan bakar minyak (BBM) bagi nelayan, pembudidaya ikan, dan petambak garam di pulau-pulau wilayah terluar Indonesia.
Kerja sama itu dituangkan dalam penandatanganan nota kesepahaman yang dilakukan langsung antara Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti serta Direktur Utama Pertamina Elia Massa Manik. "Ini sebagai tahap awal realisasi pengembangan industri perikanan Indonesia," ujarnya di kantor KKP, Gambir, Jakarta, Senin, 31 Juli 2017.
BACA: Menteri Susi: Pemberdayaan Nelayan Sulit Dijalankan, Jika ..
Susi mencontohkan, pengembangan itu dapat dimulai dengan pembangunan 12 sentra kelautan perikanan terpadu (SKPT) di pulau-pulau terluar Indonesia. Dia mengatakan salah satu hambatan yang dialami dalam pembangunan tersebut adalah masalah pasokan energi, baik bahan bakar maupun listrik. "Kalau sumber bahan bakar memadai, produk perikanan pulau terluar diharapkan bisa dikirim langsung ke lokasi tanpa distribusinya harus berpindah-pindah," kata Susi.
Menurut Susi, saat ini, produk perikanan untuk pulau-pulau terluar di wilayah timur Indonesia itu sebelumnya harus dikirim dari Pulau Jawa sehingga ongkos menjadi lebih mahal. Dia ingin produk perikanan dapat langsung dikirim ke pasar internasional dengan harga normal dan bersaing. "Bukannya dibawa dari atas, terus turun, lalu naik lagi. Ongkosnya kan berapa? Jadi sisa untuk nelayan sedikit," ucapnya.
BACA: Kuota BBM di Daerah Berbasis Pertanian Ditambah
Susi berujar dengan kerja sama ini, KKP berharap Pertamina dapat menyediakan pasokan bahan bakar solar yang mencukupi untuk seluruh SKPT di Indonesia. "Jadi nelayan di wilayah terluar tidak kesulitan," tuturnya. Dia menambahkan, kepastian ketersediaan BBM dari Pertamina menjadi penting untuk memenuhi kebutuhan para nelayan.
Kerja sama yang berlaku selama tiga tahun sejak ditangani dan dapat diperpanjang ini memiliki sejumlah ruang lingkup kesepakatan lain, di antaranya pemanfaatan teknologi informasi, pengembangan budaya kerja, pemanfaatan sarana prasarana, pengembangan sistem distribusi produk dan pemasaran, pengembangan organisasi dan budaya kerja, hingga implementasi program konversi BBM ke bahan bakar gas untuk kegiatan perikanan.
GHOIDA RAHMAH