TEMPO.CO, Jakarta - PT PLN Persero menargetkan pembangkit listrik 78 ribu megawatt untuk 10 tahun kedepan.
Direktur Perencanaan Korporat PT PLN Nicke Widyawati mengatakan bahwa target tersebut diupayakan untuk meningkatkan perkembangan ekonomi nasional. “Infrastruktur listrik dapat mengembangkan pertumbuhan ekonomi seluruh Indonesia,” kata Nicke di Techtalk Habibie Center, Jakarta Selatan, pada Senin, 31 Juli 2017.
Dengan energi dan sumber daya batubara yang terbatas, dia meneruskan, PLN ingin menghasilkan listrik dari energi terbarukan bersama program Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya.
Dari data yang diperoleh Kementerian ESDM, energi baru dan terbarukan hanya digunakan sebesar 7,7 persen pada 2016 untuk energi primer. Sementara 34,6 persen energi primer menggunakan batu bara, 33,8 persen minyak bumi, dan 23,9 persen gas bumi.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2012 tentang Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), Kemenetrian ESDM menargetkan penggunaan EBT sebagai energi primer sebesar 25 persen pada 2025.
Maka selain menambah pembangkitan listrik, PLN juga menargetkan biaya listrik yang terjangkau untuk masyarakat Indonesia. “Jika listrik sudah sampai ke depan rumah tapi masyarakat tidak sanggup membeli, itu sangat bahaya,” ujar Nicke.
Sistem interkoneksi antarprovinsi juga masih terbatas. Rencananya, PLN membuat sistem interkoneksi untuk pulau-pulau besar seperti Jawa, Bali, dan Sumatera. “Untuk pulau-pulau kecil seperti NTT, sebagian Papua, dan Maluku yang punya banyak pulau-pulau kecil akan dibuat isolated system,” ucap Nicke.
PUTRI THALIAH | JOBPIE