TEMPO.CO, Jakarta -Pemerintah dan DPR RI hari ini menyepakati asumsi dasar ekonomi makro dalam Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN-P) 2017. Salah satunya tentang asumsi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan sejumlah alasan yang mendorong kepercayaan diri pemerintah untuk menetapkan target pertumbuhan sebesar 5,2 persen. Pertama langkah drastis pemerintah dengan melakukan pemangkasan anggaran untuk mengurangi belanja kementerian/lembaga dalam rangka mengamankan APBN 2016.
“Jadi kalau dibandingkan dengan APBN-P 2017, dari sisi pemerintah kontribusinya untuk konsumsi di dalam PDB kita pasti positif. Kalau dilihat GDP 2016 adalah 5,02 persen di mana pemerintah negatif 0,1 persen. Jadi tahun ini pemerintah lebih positif sekitar 4 persen,” kata Sri Mulyani Indrawati saat menggelar Konferensi Pers di Kompleks Parlemen Senayan, Kamis, 27 Juli 2017.
Faktor pertumbuhan ekonomi lainnya yang positif adalah tingkat konsumsi yang tetap di atas 5 persen. “Selama investasi bisa tumbuh lebih baik, di mana tahun lalu tumbuh 4 persen, kalau perkiraan konsumsi tumbuh di atas 5 persen tahun ini, maka akan menunjukkan momen positif,” ucap Sri Mulyani Indrawati.
Adapun faktor lainnya, angka ekspor untuk semester 1 dinilai sudah tumbuh kuat. Dengan melihat pertumbuhan ekspor dan impor tahun lalu yang menurun, dan tahun ini pertumbuhan ekspor dan impor mengalami peningkatan di kisaran7-8 persen, Sri Mulyani Indrawati optimistis pertumbuhan ekonomi di angka 5,2 persen dapat dicapai. “Dengan demikian kalau dilihat semua faktor yang diciptakan dan mengkontribusi ekonomi, kami tetap berharap pertumbuhan ekonomi masih akan kuat momentumnya pada semester II.”
DESTRIANITA