TEMPO.CO, Jakarta -Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat dan Inggris, menyusul penurunan kinerja ekonomi kedua negara tersebut dalam tiga bulan pertama di luar ekspektasi sebelumnya.
IMF menyebutkan bahwa ekonomi Inggris diproyeksikan hanya akan bertumbuh 1,7 persen tahun ini, lebih rendah dari proyeksi yang dirilis April lalu di angka 2 persen. Untuk tahun depan, IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Inggris berada di angka 1,5 persen sama seperti rilis April lalu.
Sementara pertumbuhan ekonomi Amerika diperkirakan sebesar 2,1 persen, lebih rendah dari rilis April lalu 2,3 persen. Namun untuk tahun depan, IMF menurunkan proyeksinya dari 2,5 persen menjadi 2,1 persen.
IMF tidak merubah proyeksi pertumbuhan ekonomi global yang diperkirakan bertumbuh 3,5 persen tahun ini dan meningkat menjadi 3,6 persen tahun depan.
Dalam rilis pertumbuhan ekonomi global yang terbaru, IMF menyebutkan proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun depan yang diperkirakan lebih tinggi dari tahun ini menunjukkan bahwa ekonomi global masih berada dalam jalur yang benar (on track).
Juru bicara Departemen Keuangan Ingris menyebutkan, proyeksi IMF itu menunjukkan mengapa rencana pemerintah untuk meningkatkan produktivitas dan kesepakatan terbaik dengan Uni Eropa setelah Brexit sangat penting.
"Namun ketenagakerjaan yang berada pada rekor tertinggi dan difisit yang turun dalam tiga kuartal terakhir menunjukkan bahwa fundamental ekonomi kita kuat," ucap juru bicara itu seperti dilansir dari BBC News, Senin 24 Juli 2017.
Baca: IMF : Pertumbuhan Ekonomi Negara Berkembang Kuat
IMF menyebutkan, penurunan proyeksi pertumbuhan AS untuk tahun ini karena lemahnya pertumbuhan di kuartal pertama. Menurut IMF, dari tahun ke tahun, faktor utama di balik revisi pertumbuhan ekonomi AS ini terutama untuk tahun 2018 karena kebijakan fiskal yang kurang ekspansioner dan cenderung tidak ada kepastian. "Ekspektasi pasar stimulus juga melemah," jelas IMF.
SETIAWAN ADIWIJAYA