TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan rasio gini Maret 2017 sebesar 0,393. Angkanya turun 0,001 poin dibanding September 2016, yaitu 0,394.
BPS mencatat distribusi pengeluaran pada kelompok 40 persen terbawah 17,12 persen. Angka tersebut menunjukkan pengeluaran penduduk masih berada pada kategori tingkat ketimpangan rendah.
Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengatakan angka tersebut stagnan. "Tidak turun, tapi juga tidak naik. Memang yang namanya pemerataan itu indikator yang tidak mudah berubah," katanya di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin, 17 Juli 2017.
Baca: Tren Rasio Gini Menurun, Menteri Bambang Sumringah
Darmin mengakui rasio gini masih belum mengalami perbaikan. Namun dia bersyukur angka rasio gini tidak memburuk.
Dia mengatakan tugas menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi sekaligus menekan angka kemiskinan tak mudah. Realisasinya membutuhkan waktu dan berbagai kebijakan pemerintah.
Menurut dia, penurunan rasio gini dipengaruhi faktor cuaca dan harga komoditas pangan. Darmin menuturkan banyak hujan turun saat musim panen atau Februari hingga Maret. Dampaknya, harga beras dan beberapa komoditas pangan menurun.
Simak: Tren Rasio Gini Turun Sejak September 2014, Ini Artinya...
BPS mencatat rasio gini di daerah perkotaan pada Maret 2017 sebesar 0,407. Angkanya turun dibanding September 2016 sebesar 0,409 serta 0,410 pada Maret 2016.
Sementara rasio gini di perdesaan pada Maret 2017 sebesar 0,320 atau naik 0,004 poin dibanding gini rasio September 2016, yakni 0,316. Dibandingkan dengan periode Maret tahun lalu, angkanya turun 0,007 poin.
VINDRY FLORENTIN