TEMPO.CO, Cirebon - Kepala Bidang Program Drone, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Joko Purwono, mengatakan drone alap-alap PA4 sudah layak untuk diproduksi dalam skala besar. “Untuk itu, BPPT telah bekerja sama dengan pihak swasta untuk memproduksi dalam skala besar,” kata Joko disela-sela misi uji coba pementaan udara jalur kereta api Cirebon-Tegal dengan menggunakan Puna alap-alap BPPT di Cirebon, Sabtu, 15 Juli 2017. Nantinya, spesifikasi drone tersebut tergantung dari pemesannya, termasuk jenis kameranya.
Pada 2018, BPPT akan mengajukan drone alap-alap PA4 agar mendapatkan sertifikat dari Indonesian Military Airworthiness Authority (IMAA). Sertifikat ini merupakan syarat agar drone buatan anak bangsa tersebut bisa digunakan militer Indonesia. Penggunaan untuk kalangan militer karena drone jenis ini selain bisa digunakan untuk mapping atau pemetaan juga bisa digunakan untuk surveillance atau pertahanan.
Baca: Drone Buatan BPPT Sukses Terbang 7 Jam Tanpa Henti
Untuk mapping, drone alap-alap PA4 dilengkapi dengan video dan kamera, sedangkan untuk surveillance, selain menggunakan kamera foto juga menggunakan gimbal video , dimana kamera bisa berputar hingga 360 derajat. Kamera video juga dapat melakukan zooming penguncian sasaran dan memotret sasaran untuk dijadikan sebagai bukti foto bila diperlukan.
Sementara itu Kepala BPPT, Unggul Priyanto, menjelaskan tujuan mapping tersebut untuk melakukan pengecekan data kereta api cepat Jakarta-Surabaya. “Berapa banyak perlintasan sebidangnya, berapa banyak lengkungannya, sisi kiri dan kanan apakah terlalu mepet dengan pemukiman penduduk, tanahnya masih benar atau tidak dan lainnya,” kata Unggul.
Nantinya hasil pemetaan ini bisa dibuatkan beberap opsi, yaitu tetap menggunakan track yang lama atau membuat yang baru. “Apakah track yang lama itu masih fleksibel untuk digunakan kereta cepat,” kata Unggul.
Selain itu, mapping kali ini juga untuk menguji seberapa jauh kemampuan mapping drone alap-alap PA4 tersebut. Drone tersebut juga mampu untuk pengawalan kebakaran hutan yang efektif. “Karena kalau menggunakan helikopter kan mahal,” katanya.
Seperti diketahui, sebelumnya BPPT telah berhasil menggelar uji coba pesawa udara nir awak (Puna) drone alap-alap PA4 di Pangandaran, Jawa Barat. Drone alap-alap tersebut mampu terbang selama 7 jam nonstop dengan total jarak jelajah 623 km. Drone alap-alap PA4 juga sangat efisien dalam membantu pengawasan kawasan hutan. dimana satu juga hektar bisa dipetakan hanya dalam 76 hari terbang. Keistimewaan lainnya, dalam pengoperasian, perawatan, mode penyelesaian masalah semuanya dikuasai oleh perekayasa BPPT.
IVANSYAH