TEMPO.CO, Bogor - Indonesia mendapatkan tawaran kerja sama bilateral di bidang pendidikan kejuruan (vokasional) dari pemerintah Swiss. Tawaran kerja sama ini disampaikan Kepala Departemen Federal Bidang Ekonomi Pendidikan dan Riset Swiss Johann N. Schneider-Ammann saat bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Bogor, Jumat, 14 Juli 2017. Tawaran ini langsung direspons positif Presiden.
"Tadi, Swiss menawarkan kepada kita, Indonesia, untuk menindaklanjuti kerja sama bilateral, terutama di bidang pendidikan vokasional, politeknik, dan sebagainya," ujar Sekretaris Kabinet Pramono Anung usai pertemuan Indonesia-Swiss.
Baca: Kerja Sama Bidang Energi, Jokowi Teken 2 MOU dengan Lithuania
Pram melanjutkan, pemerintah sulit untuk tidak merespons penawaran itu. Apalagi jika mengingat Swiss terkenal akan pendidikan kejuruannya serta kerja sama bilateral Indonesia-Swiss yang selama ini baik.
Sebagai catatan, perdagangan bilateral antara Indonesia dan Swiss dalam tiga tahun ini naik dengan pesat. Berdasarkan data dari Pramono, kenaikan itu mencapai 238 persen.
Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution menambahkan, tawaran dari Johann tidak main-main. Karena itu, penawaran tersebut akan ditindaklanjuti dalam waktu dekat sehingga sudah ada respons resmi sebelum Jokowi berkunjung ke Swiss pada akhir tahun mendatang.
Simak: Indonesia - Swedia Teken 3 MOU, Salah Satunya Aturan Bebas Visa
Perihal bentuk kerja samanya nanti, Darmin membayangkannya akan berupa pembangunan berbagai institusi pendidikan kejuruan di seluruh Indonesia. Lagipula, kata dia, sudah ada contohnya, seperti Akademik Teknik Mesin Industri (ATMI) di Solo, Jawa Tengah.
"Di Bandung, kami pun punya kerja sama politeknik dengan Swiss. Kami ingin replikasi itu di Indonesia. Mungkin belum akan banyak, tapi di setiap kota besar," ujar Darmin. Selain itu, Darmin mengaku akan segera membahas tawaran Swiss ke Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Perindustrian, serta Menteri Tenaga Kerja.
ISTMAN M.P.