TEMPO.CO, Kediri – Jembatan utama Kota Kediri yang melintasi Sungai Brantas kembali terbakar. Kebakaran akibat puntung rokok ini sempat melumpuhkan akses transportasi cukup lama.
Untuk kesekian kalinya jembatan lama yang menghubungkan wilayah timur dan barat Kota Kediri terbakar siang tadi. Api mendadak muncul dari badan jalan jembatan yang terbuat dari papan kayu. “Titik api muncul di badan jembatan sebelah utara,” kata Zahnia, pengguna jalan yang terhenti akibat kebakaran tersebut, Rabu 12 Juli 2017.
Simak: Istana Bangun Jembatan Brantas Rp 52 Miliar di Kediri
Perempuan yang berprofesi sebagai guru ini mengaku melihat kebakaran saat pulang dari rapat sekolah. Sata itu warga dan pengendara kendaraan sudah mengerumuni tepian jembatan yang mengobarkan api. Seketika arus lalu-lintas bertenti total.
Petugas kepolisian dan pemadam kebakaran bergerak cepat melakukan pemadaman. Polisi memblokade kedua ujung jembatan agar tak dilalui pengendara. Sementara petugas pemadam dengan dibantu Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Kediri bergerak mengendalikan api. Api diketahui membakar papan kayu yang menjadi media pejalan kaki di bahu jembatan.
Meski kerap terjadi kebakaran, namun peristiwa kali ini cukup membuat warga merinding. Sebab bagian badan jembatan yang terbakar cukup luas dan panjang setelah dilalap si jago merah. Kencangnya angin yang berhembus di atas jembatan memicu api menjalar dengan cepat dan tak terkendali. “Panjang badan jembatan yang terbakar mencapai empat meter,” kata Bambang, anggota Tagana BPBD Kota Kediri.
Untuk membantu mengendalikan api, anggota BPBD turut menyemprotkan air dari bawah jembatan menggunakan perahu boat. Ini lantaran air yang disemprotkan pemadam dari atas jembatan tak bisa menjangkau api yang menjalar di kolong jembatan.
Akibat kebakaran ini arus lalu lintas dari wilayah barat ke timur melalui jembatan Sungai Brantas lumpuh total. Seluruh aktivitas penyeberangan dialihkan ke jembatan Semampir dan alun-alun Kota Kediri. Hal ini memicu penumpukan kendaraan luar biasa mengingat kapasitas kedua jembatan tersebut juga tak terlalu besar.
Kelik Ardiansyah, pegawai Kantor Imigrasi Kota Kediri mengaku terjebak kemacetan di jembatan alun-alun cukup lama. Antrian kendaraan mengular hingga beratus meter dari badan jembatan. “Lagi pula kondisi jembatan lama sudah sangat mengkhawatirkan,” katanya.
Dia berharap Pemerintah Kota Kediri segera menyelesaikan pembangunan jembatan baru yang saat ini sudah hampir rampung di sebelah utara jembatan lama. Jembatan lama yang menjadi tumpuan utama lalu lintas dinilai sudah tidak layak karena dibangun sejak jaman penjajahan. Bahkan seluruh rangka penopang jembatan tak pernah diperbarui hingga sekarang. Jembatan ini juga kerap mengalami kebakaran akibat ulah pengendara yang membuang puntung rokok di papan kayu.
Terpisah Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar memastikan struktur kondisi jembatan lama masih bagus dan layak. Meski berumur tua, namun rangkaian besi yang menopangnya dipastikan masih berfungsi dengan baik dan kuat. “Untuk jembatan baru memang macet karena terganjal proses hukum dugaan korupsi,” katanya.
HARI TRI WASONO