TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, sejak menjabat pada pertengahan 2016 lalu, hampir seluruh beban bunga surat utang negara (SUN) mengalami penurunan. Hal itu terjadi berkat status investment grade dari Standard & Poor's dan APBN yang dianggap lebih stabil.
Baca: S&P Naikkan Peringkat, Sri Mulyani Harap SUN ...
"Hampir seluruh surat utang negara kita turun bebannya sampai sekitar 150 basis poin," kata Sri Mulyani saat ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa, 11 Juli 2017.
Baca Juga:
Menurut Sri Mulyani, apabila keuangan negara dikelola dengan baik, pemerintah akan dapat mengurangi beban SUN. "Indonesia akan tetap menjaga utang untuk tidak melampaui suatu batas yang dianggap membahayakan ekonomi atau keuangan negara," ujarnya.
Dalam Undang-Undang Keuangan Negara, defisit tidak boleh melebihi 3 persen dan total kumulatif utang tidak boleh lebih dari 60 persen. Saat ini, menurut Sri Mulyani, defisit berada di bawah 3 persen dan total kumulatif utang pemerintah berada di bawah 30 persen.
"Tapi, utang harus dilihat tidak hanya total namun juga profil jatuh tempo dan komposisi utang. Kita jaga supaya rata-rata jatuh tempo di atas delapan tahun. Jadi, kita harus jaga, kalau utang, pada saat jatuh tempo, bisa dibayar dengan penerimaan negara," ujar Sri Mulyani.
Baca: Pemerintah Terbitkan SUN 100 Miliar Yen
Selain itu, menurut Sri Mulyani, pemerintah juga memberikan kepastian mengenai arah fiskal jangka panjang. "Setiap kebijakan harus dilihat apakah itu tetap cocok dengan kemampuan membayar dalam jangka panjang, seperti pensiun, kesehatan, pendidikan, dan subsidi."
ANGELINA ANJAR SAWITRI