TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyatakan pencurian ikan di laut Indonesia menurun drastis dengan dibentuknya satuan tugas pemberantasan penangkapan ikan secara ilegal atau disebut Satgas 115. Satgas ini dibentuk dengan semangat menuntaskan kejahatan di laut Indonesia.
Susi mengatakan laut Indonesia dikelola dengan salah selama puluhan tahun, terutama dalam dua dekade terakhir. Dalam periode tersebut ribuan kapal asing mencuri ikan di laut Indonesia.
Keberhasilan Satgas 115 tecermin dari naiknya stok ikan nasional. Tahun ini, stok ikan mencapai 12,5 juta ton. Jumlahnya naik dibanding 2013, yaitu sebesar 6,5 juta ton. Susi berpesan agar setiap anggota Satgas 115 meningkatkan koordinasi.
Baca: Batasi Penangkapan Ikan, Susi Pudjiastuti Klaim Pasokan Naik
Susi mengatakan koordinasi antara polisi, TNI, Badan Keamanan Laut, kejaksaan, serta Kementerian Kelautan dan Perikanan penting untuk menekan tindak penangkapan ikan ilegal di laut Indonesia. Menurut dia, masalah illegal, unreported and unregulated (IUU) fishing atau pencurian ikan bisa selesai dengan koordinasi yang baik. "Kami tidak akan memberikan ruang untuk mereka kembali ke Indonesia," katanya di Grand Sahid Jaya, Jakarta, Senin, 10 Juli 2017.
Dampaknya, stok ikan nasional menurun drastis. Susi mengatakan konsumsi ikan nasional di dalam negeri pun meningkat. Jumlahnya naik hingga 43 kilogram per kapita per tahun pada 2016. Sebelumnya, konsumsi ikan hanya 36 kilogram per kapita per tahun.
Susi juga meminta Satgas 115 mendorong kerja sama internasional untuk memberantas penangkapan ikan ilegal. Pasalnya, transaksi ilegal di lautan melibatkan banyak perusahaan yang berdomisili di banyak negara.
Susi juga bertekad mengusulkan kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk menghentikan ruang gerak para pelaku penangkapan ikan ilegal, baik di Indonesia maupun dunia. "Saya pikir illegal fishing enggak merugikan Indonesia saja, tapi juga dunia," katanya.
VINDRY FLORENTIN