TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menuturkan pihaknya ingin antara ritel modern dan pasar terjadi persaingan harga yang sehat. Ia berencana memberikan bantuan akses sumber modal kepada pengusaha kecil agar persaingan sehat itu terjadi.
“Mereka bersaing harga tapi aksesnya harus sama, kalau akses berbeda tidak fair,” kata dia di kantornya, Selasa, 4 Juli 2017.
Menurut Enggar, salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menjembatani pelaku usaha kecil agar bisa bersaing adalah dengan kemudahan akses ke perbankan. Misalnya untuk mendapatkan kredit modal. Ia meyakini apabila antara ritel modern dan pasar memiliki akses permodalan yang sama maka tidak terjadi pertentangan.
Baca: Soal Revisi Perpres 112, Peretail Modern Minta Perlakuan Sama
Enggar mendorong agar masyarakat bisa berbelanja ke pasar atau warung. Menurut dia, pelaku usaha seperti warung memiliki fleksibilitas yaitu pembeli bisa berhutang dan bisa membeli dalam waktu 24 jam. “Persoalannya dia harus dapat akses yang sama dengan atau (harga sumber bahan baku) bisa lebih rendah dari pasar ritel modern,” ujar dia.
Dia menilai menutup sejumlah minimarket agar pasar bisa tumbuh bukan solusi. Ia mencontohkan ada 30 ribu minimarket dengan masing-masing pegawai sekitar 8 orang. Apabila ditutup maka akan ada 240 ribu orang yang kehilangan pekerjaan.
Baca: Analisis Fitch Rating di Balik Tumbangnya Bisnis 7-Eleven
Enggak berujar cara demikian tidak akan adil. Maka seharusnya yang dilakukan adalah memikirkan solusi untuk pengusaha kecil. “Kami harus buka akses ke warung itu,” ujarnya.
Kementerian Perdagangan berpandangan apabila terjadi persaingan yang sehat maka yang diuntungkan adalah konsumen. Enggar menambahkan agar tercipta persaingan sehat maka para pengusaha besar harus berlaku jujur. “Jangan pernah mainkan monopoli,” kata dia.
DANANG FIRMANTO