TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Pusat Statistik Suhariyanto mengatakan inflasi bulan puasa dan Lebaran 2017 adalah inflasi bulan puasa dan Lebaran yang terendah sejak 2014. Pada bulan puasa dan Lebaran 2017 yang jatuh pada Mei dan Juni, inflasi masing-masing mencapai 0,39 persen dan 0,69 persen atau berjumlah 1,08 persen.
Sementara itu, pada bulan puasa dan Lebaran 2014-2016 yang jatuh pada Juni dan Juli, besaran inflasi mencapai 1,36 persen pada 2014 (Juni 0,43 persen, Juli 0,93 persen), 1,47 persen pada 2015 (Juni 0,54 persen dan Juli 0,93 persen), dan 1,35 persen pada 2016 (Juni 0,66 persen dan Juli 0,69 persen).
Baca: BPS: Inflasi Mei Sebesar 0,39 Persen
"Inflasi pada bulan puasa dan Lebaran 2017 jauh lebih terkendali dibandingkan tiga tahun sebelumnya. Kita tahu, pemerintah telah melakukan berbagai upaya, salah satunya dengan membentuk satgas pangan," kata Suhariyanto dalam konferensi persnya di Gedung BPS, Jakarta, Senin, 3 Juli 2017.
Menurut Suhariyanto, pada bulan puasa dan Lebaran di tahun-tahun sebelumnya, harga pangan terutama beras dan daging berpengaruh besar terhadap inflasi. "Langkah pemerintah tahun ini jauh lebih bagus. Harga terkontrol. Itu (harga pangan) tidak menjadi penyebab utama inflasi," ujar Suhariyanto.
Simak: Inflasi 2017 Diperkirakan Capai 4,36 Persen
Badan Pusat Statistik mencatat inflasi pada Juni menyentuh 0,69 persen dibandingkan Mei lalu. "Inflasi Juni terutama dipengaruhi oleh penyesuaian tarif listrik untuk rumah tangga pelanggan 900 VA, angkutan udara, dan angkutan antar kota. Inflasi bahan pangan relatif terkendali," kata Kepala BPS Suhariyanto.
Menurut data, inflasi bahan makanan mencapai 0,69 persen dengan andil 0,14 persen. Sementara itu, inflasi perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar mencapai 0,75 persen dengan andil 0,18 persen dan inflasi transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan mencapai 1,27 persen dengan andil 0,23 persen.
ANGELINA ANJAR SAWITRI