TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Senin pagi, 3 Juli 2017, bergerak menguat 42 poin menjadi Rp 13.306 dibanding sebelumnya pada posisi Rp 13.348 per dolar Amerika Serikat.
Analis Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada, di Jakarta, Senin, mengatakan terapresiasinya harga minyak mentah dunia memberikan kesempatan bagi rupiah untuk bergerak di area positif.
"Harga minyak mentah dunia yang terapresiasi membuat harga komoditas lain turut terangkat. Situasi itu membuat mata uang berbasis komoditas mengalami penguatan," katanya, Senin.
Harga minyak jenis WTI Crude terpantau menguat 0,25 persen ke posisi 46,27 dolar Amerika per barel, sementara Brent Crude naik 0,16 persen ke level 48,93 dolar Amerika per barel.
Ia menuturkan perkiraan inflasi yang terkendali juga turut menjadi salah satu faktor positif bagi pergerakan nilai tukar rupiah di pasar valas.
"Badan Pusat Statistik akan merilis inflasi, diproyeksikan masih terkendali. Untuk tahun ini, sasaran inflasi pemerintah sebesar 4 persen dengan deviasi 1 persen," katanya.
Ekonom Samuel Sekuritas, Rangga Cipta, menambahkan, pascalibur panjang Lebaran, rupiah menguat seiring dengan penguatan kurs di kawasan Asia dalam sepekan terakhir, merespons anjloknya dolar Amerika.
"Keraguan terhadap stimulus fiskal Presiden Amerika Donald Trump yang semakin meredup membuat dolar Amerika mengalami depresiasi," ujarnya.
ANTARA