TEMPO.CO, Semarang - Menteri perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan tetap mengevaluasi sejumlah kebijakan terkait pelaksanaan angkutan lebaran tahun 2017. Meski ia mengakui penilaian dari luar menunjukan pelaksanaan angkutan lebaran kali ini lebih baik.
“Meski dinilai lebih baik, tapi ada beberapa hal harus dievaluasi,” kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, saat mengunjungi exit Tol Salatiga, Kamis 29 Juni 2017.
Simak: Puncak Arus Balik pada Akhir Pekan, Ini Imbauan bagi Pemudik
Sejumlah kondisi yang hendak dievaluasi dalam angkutan lebaran tahun 2017 ini, menurut Budi, masih adanya angkutan umum tak layak, penggunaan motor, dan jalur yang menyediakan tempat istirahat.
“Itu semua harus dikendalikan lebih baik, juga menejemen waktu harus diintegrasi libur swasta dan anak-anak,” kata Budi.
Hasil pantuan angkutan lebaran yang ia lakukan menunjukan infrastruktur seperti jalan tol yang baru lebih bagus dan tak menimbulkan timbul kemacetan. Sedangkan jalur selatan seperti di Tasikmalaya tepatnya Nagrek diakui masih bermasalah dengan kemacetan. Namun hal itu akan akan dibuat satu arah.
Budi sengaja menganjurkan pemudik lewat jalur Pantura dalam pelaksnaan angkutan lebaran tahun ini, karena telah disiapkan secara matang. Di antara kesiapan itu meliputi menghilangkan pasar tumpah yang dilakukan Gubernur, SPBU atau pompa bensin yang diantisipasi dengan layanan paket penjualan kecil serta antisipasi mengurai kemacetan persimpangan kecil.
Sementara itu kepolisian Resor Kota Semarang mulai menerapkan kebijakan contra flow agar lebih memudahkan arus balik ke arah barat lancar. Kebijakan itu melibatkan partisipasi publik menjaga ketertiban berlalu lintas.
“Kami ajak kerja sama dengan masyarakat terlibat, jangan menerobos dan memutar di daerah larangan,” kata Kepala Bagian Operasi Polrestabes Semarang, Ajun Komisaris Besar Iga DP Nugraha, Kamis 29 Juni 2017.
Iga menjelaskan, keterlibatan masyarakat di sekitar jalan yang diberlalukan contra flow itu ini dinilai penting karena diakui masih ada sebagian belum mau capek dan mengabaikan keselamatan. “Ada yang membuka dengan cara memutus tali penutup persimpangan jalan, memaksa memutar jalan padahal arus contra flow bahaya,” kata Iga menjelaskan.
Menurut dia, kebijakan rekayasa jalan dengan diimbangi petugas jaga tak membuat masyarakat taat berlalu lintas, pantauanya menunjukan masih ada pengguna jalan yang kucing-kucingan. Padahal sikap tidak disiplin itu mengganggu keselamatan dan arus lalu lintas.
Tercatat Kepolisian Semarang menetapkan kebijakan contra flow di sejumlah titik, di antaranya depan pintu keluar terminal Mangkang dan depan Pabrik Sango di kawasan jalan nasional pantai utara Mangkang.
Kebijakan dimulai sekitar jam 10.00 siang tadi dengan memprioritaskan arus balik, pertimbangan lain arus masuk Kota Semarang landai. Kebijakan itu diperkirakan akan dilakukan hingga Jum’at, Sabtu dan Ahad.
“Pola contra flow berdasarkan tingkat kepadatan arus lalu lintas, lalu lintas dua arah prioritas utama arus balik, agar lancar, padat tetapi tetap jalan,” katanya.
EDI FAISOL