TEMPO.CO, Pacitan - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menyebut aplikasi Jalan Kita diunduh 500 kali.
Baca: Kementerian PUPR Luncurkan Aplikasi Jalan Kita
Direktur Pengembangan Jaringan Jalan Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Rachman Arief Dienaputra mengatakan Jalan Kita merupakan aplikasi yang dapat menerima laporan dari masyarakat secara real time mengenai kondisi jalan bila terjadi kerusakan.
"Saat ini, sudah sekitar 500 kali aplikasi tersebut diunduh pengguna dan telah terdapat 1.998 laporan dari hasil pantauan terakhir," ujarnya dalam siaran pers, Rabu, 28 Juni 2017.
Kementerian PUPR telah mengajak 17 politeknik di seluruh Indonesia untuk membantu memantau melalui aplikasi Jalan Kita.
Baca Juga:
Pengguna jalan menemukan kondisi jalan dan jembatan yang rusak dapat melaporkannya melalui aplikasi Jalan Kita yang bisa diunduh di App Store dan Play Store atau melaporkan ke Call Center Bina Marga 081283835757.
“Paling lambat tiga hari dari sejak laporan diterima, maka sudah harus ada penanganan perbaikan terhadap jalan yang rusak tersebut. Lebih dari tiga hari, balai atau satuan kerja (satker) yang bersangkutan akan ditegur pimpinan," katanya.
Kementerian PUPR juga terus mengembangkan penggunaan aplikasi Sistem Informasi Dini Lalu Lintas (Sindila) yang terdiri atas sensor alat penghitung volume lalu lintas, software penganalisis kinerja lalu lintas, dan variable message sign (VMS).
Sensor pada Sindila tersebut berfungsi menghitung volume lalu lintas melalui kamera. Lalu data dari sensor tersebut dihitung melalui software sehingga didapat kinerja lalu lintas.
Selanjutnya informasi kinerja lalu lintas itu disampaikan melalui VMS sehingga pengguna jalan dapat memutuskan apakah akan tetap melalui jalan yang semula atau mencari jalan alternatif.
Baca: H-10 Lebaran, Menteri PU Stop Proyek Jalan dan Jembatan
"Hingga saat ini, Sindila sudah diaplikasikan di Jembatan Sedayu Lawas (Lamongan), Jembatan Comal A dan B (Pemalang), Jembatan Cindaga (Banyumas), Jembatan Tanggulangin (Kudus), flyover Pasupati (Bandung), dan Jembatan Air Tebih Suluh (Palembang) untuk mendeteksi volume kendaraan yang melintasi jembatan sekaligus menjadi backup sensor Simbagas (detektor keamanan jembatan)," ucapnya.
BISNIS.COM