TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignatius Jonan memastikan pasokan listrik dan bahan bakar minyak (BBM) di Bali selama Idul Fitri 2017 aman.
Jonan memperkirakan pemakaian listrik di Bali hampir 900 kilowatt. Kapasitas listrik yang terpasang saat ini mencapai 1.300 megawatt. "Ada cadangan sekitar 40 persen," ujarnya, Sabtu, 24 Juni 2017.
Jonan mengatakan permintaan listrik di Bali saat libur Lebaran tak jauh berbeda dari hari biasa. Meski libur panjang dan banyak tempat usaha tutup, pasokan listrik yang dibutuhkan hampir sama. "Kalau pun turun, maksimum lima persen," ujarnya. Berbeda dengan Pulau Jawa yang bebannya turun 20-30 persen.
Baca: Menteri Jonan: Tarif Listrik Tidak Naik Tahun Ini
Di sisi lain, kebutuhan BBM di Bali selama masa Lebaran diprediksi meningkat. Libur panjang mendorong masyarakat bepergian menuju tempat kerabat dan tempat wisata.
Direktur Pengolahan PT Pertamina (Persero), Toharso, mengatakan realisasi peningkatan konsumsi BBM di wilayah Bali tertinggi terjadi pada 23 Juni 2017, yaitu sebesar 3.026 KL per hari. "Jumlahnya naik 22 persen dari normal," kata dia.
Toharso memprediksi konsumsi tertinggi arus balik akan terjadi pada 3 - 4 Juli 2017 sebesar 3.076 KL. Jumlahnya diperkirakan naik 24 persen dari normal.
Baca juga: Obama dan Najib di Bali, Menteri Jonan Jamin Listrik Tak Byar-Pet
Untuk memastikan pasokan BBM siap, Pertamina mengawasi pasokan di depo. Sebab, jika BBM di terminal kurang, penyaluran ke stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) akan terhambat. Dia mengatakan stok BBM dan LPG pada Lebaran ini rata-rata hingga 23 hari.
Menteri Jonan berharap agar peningkatan konsumsi BBM ini diantisipasi, di antaranya dengan menyediakan layanan produk BBM dalam bentuk kemasan di SPBU yang berada di jalur strategis. SPBU di jalur strategis juga diinstruksikan buka selama 24 jam, menjaga ketahanan stoknya melalui penambahan delivery order, serta membentuk SPBU kantong.
VINDRY FLORENTIN