TEMPO.CO, BANDUNG – PT Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) menandatangani akad pembiayaan dengan sindikasi tujuh Bank Pembangunan Daerah (BPD) Syariah pimpinan Bank Jateng Syariah senilai Rp 906 miliar untuk pembangunan bandar udara Kertajati di Majalengka.
“Rp 906 miliar itu untuk 10 tahun dari 2017 sampai 2027,” kata Direktur Operasional dan Unit Usaha Syariah Bank Jateng Syariah, Hanawijaya, setelah penandatanganan akad itu di Gedung Sate, Bandung, Selasa, 13 Juni 2017.
Simak: Kemenhub Gelontorkan Rp 240 Miliar untuk Bandara Kertajati
Menurut Hanawijaya, pencairan pembiayaan tahap pertama yang dijadwalkan pada Juli 2017 ini setara Rp 250 miliar. Hanya, dia meminta syarat agar PT BIJB secepatnya menuntaskan pembicaraan KSO (kerja sama operasi) dengan PT Angkasa Pura II untuk pengoperasian bandara Kertajati. “KSO agar segera dituntaskan setelah Lebaran,” tuturnya.
Hanawijaya mengatakan masih ada bank syariah di luar sindikasi bank syariah ini yang tertarik memberikan pembiayaan tahap dua untuk pembangunan bandara Kertajati. Mayoritas menunggu rampungnya KSO antara BIJB dan PT AP II. “Ada delapan bank syariah yang sudah menandatangani non-disclosure agreement untuk pembiayaan tahap II,” ucapnya.
Dia mengklaim dana yang terhimpun dari sindikasi bank syariah di tahap II itu sanggup membiayai kebutuhan pembiayaan yang tersisa untuk membangun bandara Kertajati. “Indikasinya kurang-lebih Rp 1 triliun. Di luar yang ini, (bank) syariah semua, leading-nya kami Bank Jateng Syariah,” kata Hanawijaya.
Hanawijaya mengatakan Bank Jateng Syariah sengaja mengambil porsi terbesar dan memimpin sindikasi tersebut karena keberadaan bandara Kertajati di Majalengka itu juga akan mempermudah akses warga Jawa Tengah bagian barat yang berbatasan dengan Jawa Barat untuk mengakses transportasi udara.
“Kita sudah tes kemarin, dari Tegal dan Brebes itu lewat Brexit sampai Cirebon itu satu jam, dari Cirebon ke BIJB itu bisa 15 menit. Selama ini, dari Brebes ke Bandara Ahmad Yani di Semarang itu bisa 5-6 jam,” ujarnya. “Ini juga akan memberikan dampak ekonomi juga buat Jawa Tengah bagian barat.”
PT SMI, yang ditunjuk mengatur strategi pembiayaan bandara Kertajati, juga diminta PT BIJB menyiapkan skim RDPT (reksa dana penyertaan terbatas). “Sekarang sudah masuk pendaftaran di OJK. Mudah-mudahan prosesnya lancar sehingga Juli sudah bisa diterbitkan. Juli dinyatakan efektif,” kata Direktur Pengembangan Proyek dan Advisory PT SMI Darwin Trisna Djajawinata di Bandung, Selasa, 13 Juni 2017.
Simak: Bandara Kertajati Raih Pembiayaan Rp 930 Miliar
Darmin mengatakan sejumlah calon pemodal yang mayoritas dari perusahaan asuransi, termasuk BPJS Ketenagakerjaan dan PT Taspen, sudah menyatakan komitmen awalnya. “Sudah beberapa kali pertemuan dengan timnya. Sedang dilakukan pembahasan di inernalnya,” ujarnya.
Menurut Darmin, indikasi pembiayaan dengan RDPT itu dirancang mengincar dana hingga Rp 1 triliun dengan investasi per lembar saham setara Rp 1 juta. Jika lancar, Agustus nanti dananya sudah terkumpul. “Karena Syariah masuk, RDPT juga masuk, clear likuiditasnya agak banyak. Kita akan cari timing berikutnya untuk (loan perbankan) konvensional,” tuturnya.
AHMAD FIKRI