TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Muliaman Hadad mengatakan pertumbuhan kredit pada Mei mencapai 10,39 persen. Muliaman memperkirakan kredit bank-bank milik pemerintah malah tumbuh hingga 14 persen pada Mei kemarin.
Baca: OJK Optimistis Pertumbuhan Kredit Capai Dua Digit Tahun Ini
"Sektor ekonominya masih biasa, standar. Sektor infrastruktur, konstruksi, pertanian, dan perdagangan," kata Muliaman saat ditemui di Gedung OJK, Jakarta Pusat, Senin, 12 Juni 2017.
Menurut Muliaman, kredit tumbuh cukup cemerlang karena masih adanya permintaan yang merata di setiap sektor. "Walaupun saya memperoleh informasi adanya sedikit pelemahan, terutama dari bisnis ritel, tapi sampai hari ini belum tercermin di permintaan kredit," ujarnya.
Dana pihak ketiga, Muliaman menuturkan, juga mengalami tren meningkat seiring dengan naiknya pertumbuhan kredit. "NPL (non-performing loan/kredit macet) cenderung turun tapi tipis sekali, masih di atas 3 persen. Dengan menguatnya kredit, penurunan NPL masih bisa terjadi."
Sebelumnya, Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Kartika Wirjoatmodjo berencana menaikkan suku bunga deposito perseroan pada semester II mendatang. Kenaikan itu diperlukan karena pertumbuhan kredit Bank Mandiri per April telah menyentuh 9 persen.
Simak: Tren Meningkat, OJK Catat Pertumbuhan Kredit 9,2 Persen
"Dugaan saya, di Juni bisa 10 persen lebih. Semester I kan agak berat pertumbuhan (kredit) karena banyak libur. Semester II pasti semua bank akan ngebut dan akan mulai ada gerakan naik," kata Kartika di Plaza Mandiri, Jakarta, Minggu malam, 11 Juni 2017.
Menurut Kartika, apabila pertumbuhan kredit berada di atas 10 persen, likuiditas akan mengetat. Apalagi, selama kuartal I 2017, banyak dana Bank Mandiri yang pindah ke obligasi. "Kalau pertumbuhan kredit naik, (suku bunga) deposito akan begerak naik juga," ujarnya.
ANGELINA ANJAR SAWITRI