TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Kartika Wirjoatmodjo memaparkan beberapa rencana bisnis perusahaannya tahun ini. Salah satunya, menurut dia, Bank Mandiri akan menambah modal ke Bank Syariah Mandiri, salah satu anak usahanya, sekitar Rp 500 miliar.
"Karena harus menjaga rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) 14-15 persen," kata Tiko, sapaan akrab Kartika, di Plaza Mandiri, Jakarta, Minggu, 11 Juni 2017.
Baca: Menjelang Lebaran, Bank Mandiri Siapkan Dana Rp 23,5 Triliun
Selain itu, Bank Mandiri juga akan menginjeksi modal ke Mandiri Utama Finance dan Mandiri Capital. "Mandiri Capital ini kan venture capital (perusahaan modal ventura) tapi juga melakukan proyek-proyek untuk National Payment Gateway (NPG)," ujar Tiko.
Bank Mandiri pun, menurut Tiko, akan menginjeksikan modalnya ke PT Jalin Pembayaran Nusantara (JPN), anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia yang bergerak di bidang pengelolaan sistem pembayaran, termasuk pengalih (switching), di mesin ATM bank-bank BUMN.
Simak: Kredit Tumbuh, Bank Mandiri Akan Naikkan Suku Bunga Deposito
Tiko menuturkan, karena holding empat bank BUMN belum terbentuk, bank-bank yang tergabung dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) itu harus menginjeksikan modalnya secara langsung. "Totalnya Rp 800 miliar tapi dibagi berempat sesuai size-nya masing-masing," katanya.
Saat ini, menurut Tiko, penanaman modal untuk JPN tengah dirancang oleh bank-bank Himbara dan tengah menunggu izin dari Otoritas Jasa Keuangan. "Dan harus melalui cucu perusahaan. Kalau kami, Mandiri Capital. Kalau bank lain saya kurang tahu apa vehicle-nya," ujarnya.
ANGELINA ANJAR SAWITRI