TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia memprediksi permintaan uang rupiah pecahan kecil akan memuncak pada pekan-pekan terakhir menjelang Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran. Hingga kini bank sentral mencatat penukaran uang rupiah pecahan kecil oleh masyarakat telah menyentuh Rp 195 miliar.
Penukaran itu dilakukan di kantor perwakilan BI, Kantor Kas Titipan BI, dan lokasi-lokasi yang mudah dijangkau masyarakat, seperti Lapangan IRTI Monumen Nasional. "Ini akan terus berlangsung sampai menjelang Lebaran," kata Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Uang BI Suhaedi saat ditemui setelah meninjau layanan penukaran uang rupiah pecahan kecil di Lapangan IRTI Monas, Jakarta Pusat, Rabu, 7 Juni 2017.
Baca: Simak Ini Tempat Penukaran Uang di Luar Jakarta
Sejak layanan penukaran uang rupiah pecahan kecil dibuka BI, yakni 29 Mei lalu, penarikan uang dari perbankan di BI telah mencapai Rp 26,5 triliun per hari ini. Dari jumlah tersebut, sebanyak Rp 22 triliun ditarik oleh perbankan dari kantor perwakilan BI dan Rp 4,5 triliun dari Kantor Kas Titipan BI.
BI memperkirakan kebutuhan uang menjelang dan saat Lebaran mencapai Rp 167 triliun. "Realisasi tahun lalu, selama Ramadan dan Lebaran Rp 146 triliun," ujar Suhaedi.
Menurut Suhaedi, kebutuhan uang saat Lebaran meningkat dibanding realisasi tahun lalu karena hari libur kali ini lebih panjang. Selain itu, kebutuhan uang semakin besar karena meningkatnya minat masyarakat dengan adanya uang emisi baru yang diluncurkan pada 2016.
Baca: 7 Bank Layani Penukaran Uang untuk Lebaran di GOR Semarang
Suhaedi mengatakan sekitar 60 persen rupiah didistribusikan di Jawa. Sebanyak 20 persen diedarkan di Sumatera. Sisanya di wilayah-wilayah lain di Indonesia. Untuk DKI Jakarta, dari total kebutuhan rupiah saat Lebaran sebesar Rp 167 triliun, diedarkan sebanyak 25,5 persen atau sekitar Rp 42,7 triliun.
ANGELINA ANJAR SAWITRI