TEMPO.CO, Jakarta - Analis First Asia Capital, David Sutyanto, memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) rawan melanjutkan koreksi. IHSG diperkirakan bergerak dengan support di 5.670 dan resisten di 5.730.
David mengatakan pelemahan dipicu minimnya insentif positif untuk IHSG. "Koreksi juga rawan terjadi di tengah meningkatnya risiko pasar saham global," katanya seperti dilansir dari keterangan tertulisnya, Rabu, 7 Juni 2017.
IHSG kemarin ditutup terkoreksi 40,404 poin atau 0,7 persen di 5.707,831. David mengatakan koreksi dipicu tekanan jual akibat minimnya insentif positif dan meningkatnya risiko geopolitik sejumlah kawasan di dunia, terutama kasus Qatar.
Baca: Ditutup di Zona Merah, IHSG Terpeleset dari Rekornya
Koreksi IHSG sejalan dengan koreksi di pasar emerging market seperti tecermin dari koreksi Indeks MSCI emerging market 0,2 persen, kemarin.
Nilai transaksi di pasar reguler hanya mencapai Rp 4,75 triliun. Pemodal asing cenderung melepas saham. Penjualan bersih asing kemarin mencapai Rp 679,22 miliar. Kemarin hampir semua saham sektoral, terutama saham unggulan, terkoreksi.
Simak: IHSG Bergerak Beragam, Berikut Rekomendasi Sahamnya
Di tengah tekanan jual sejumlah saham sektoral, aksi beli selektif mewarnai perdagangan saham tambang batu bara. Kenaikan harga batu bara dalam beberapa hari perdagangan terakhir hingga berada di US$ 77/MT menjadi pemicunya.
Dari eksternal, selain akibat isu Qatar, pemodal cenderung wait and see menanti hasil pemilu di Inggris. Pelaku pasar juga menunggu kesaksian mantan Direktur FBI, James Comey, di depan Kongres, Kamis pekan ini. Sedangkan dari domestik, pemodal digerakkan sejumlah isu individual terkait dengan pembagian dividen sejumlah emiten sektoral.
VINDRY FLORENTIN