TEMPO.CO, Jakarta - Indosat tengah menjadi sorotan. Sejak Senin malam, 5 Juni 2017, hingga pagi ini, di akun media sosial Twitter masih diramaikan dengan tanda pagar (tagar) #BoikotIndosat. Banyak netizen beramai-ramai berkicau dengan menyebutkan tagar itu, hingga pukul 05.48 WIB setidaknya hampir 70 ribu cuitan menggunakan tagar itu.
Ternyata, tagar ini bermula dari status Facebook salah satu mantan karyawan Indosat Ooredo, Riko M. Ferajab, yang di-screenshot oleh salah satu netizen Twitter @Ulinyusron yang di-forward kepada CEO Indosat Alexander Rusli.
Baca: Indosat Bukukan Laba Bersih Rp 1,1 Triliun
Screenshot Riko M. Ferajab Itu berbunyi: “Semoga Allah SWT berkenan utk mengamanahkan kekuasaan kepada Habib agar bisa menegakkan keadilan di negeri ini dg seadil2nya. Dan segera menyeret orang2 zalim yang saat ini berkuasa, serta siapapun yg punya andil dlm kriminalisasi ulama dan fitnah2 thd hingga ke pengadilan dan tiang gantungan. #PSHRSfor2019 #KamiBersamaHRS,” tulis Riko M. Ferajab dalam Facebook-nya pada 30 Mei lalu.
Riko juga menuliskan bahwa rezim yang berkuasa saat ini adalah rezim terburuk dalam sejarah perpolitikan Indonesia. Sayangnya saat Tempo mencoba mencari akun Riko, Facebook-nya telah dinonaktifkan.
Dari tulisan screenshot itu, @Ulinyusron mem-forward kepada Alexander Rusli. “Riko M Ferajab, Manager Business Intelligence & Reporting Indosat, status FBnya jg penuh caci maki pada pemerintah Jokowi & pemuja intoleransi,” cuitnya pada @alexanderrusli.
Kemudian @alexanderrusli menyampaikan tanggapannya, bahwa perusahaan tidak dapat menoleransi. “Sebagai perusahaan kami tidak tolerate sama sekali pegawai yang anti NKRI,” ucap Alexander. Ia juga mengatakan bahwa perusahaan telah mengambil langkah untuk menangani hal tersebut.
Simak: Indosat Ooredoo Beralih ke Teknologi 4,5G Tahun Ini
"Bukan hoax Pak. Langkah sudah diambil. Seperti yang disampaikan terpisah, kami tidak tolerir staf yang terbukti tidak sejalan dengan negara dan pemerintah," tutur Alex membalas komentar salah satu netizen.
Karena hal inilah tagar #BoikotIndosat beramai-ramai diserukan netizen di Twitter. Mereka berkicau untuk menyuarakan boikot terhadap Indosat. Hal ini akhirnya mendorong operator selular itu membuat rilis tanggapan yang dimuat dalam laman resmi Indosat Ooredoo berjudul “Pernyataan Indosat Ooredoo terkait Penyampaian Pendapat secara Bijaksana”.
Dikutip dari salah satu pernyataan Indosat, penyampaian pendapat dan aspirasi politik oleh pegawai Indosat Ooredoo di media sosial, merupakan hak dan tanggung jawab individu bersangkutan, serta TIDAK ada kaitannya dengan sikap perusahaan. Indosat Ooredoo memiliki mekanisme internal yang secara tegas mengimbau seluruh pegawai agar senantiasa bijak dalam menggunakan media sosial.
Perjanjian Kerja Bersama (PKB) yang merupakan pedoman internal perusahaan secara tegas melarang pegawai untuk menyebarkan konten atau informasi yang bersifat provokatif atau menghasut. “Pegawai Indosat Ooredoo juga tidak diperbolehkan mengatasnamakan perusahaan dan memakai atribut perusahaan dalam bentuk apa pun saat mengemukakan opini pribadi di social media, maupun pada saat melakukan kegiatan politik,” seperti dikutip dari siaran resmi Indosat pada Selasa, 6 Juni 2017.
DESTRIANITA