TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Perhimpunan Peternak Unggas Nusantara, Kadma Wijaya, mengatakan Ramadan dan Idul Fitri tahun ini tak akan begitu menguntungkan bagi peternak unggas. Ia memperkirakan permintaan akan daging ayam akan berkurang karena Lebaran tahun ini jatuh di akhir bulan.
"Masyarakat akan memiliki banyak kebutuhan di Juni dan Juli, karena di Juli pun anak sekolah akan masuk dan itu banyak kebutuhannya," kata Kadma Wijaya kepada Tempo saat dihubungi pada Ahad, 4 Juni 2017.
Baca: Harga Daging dan Ayam di Bandar Lampung Naik
Kadma menuturkan Idul Fitri yang jatuh di akhir bulan akan membuat masyarakat menerima gaji dan tunjangan hari raya di pertengahan bulan, sehingga akan memiliki waktu yang lebih panjang sampai ke waktu gajian berikutnya. Sehingga hal itu diprediksi oleh Kadma membuat masyarakat akan mengerem belanja kebutuhan daging ayam mereka.
Baca: Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Ayam & Telur
Menurut Kadma di tahun-tahun sebelumnya, kenaikan demand bisa mencapai 15 persen saat mendekati Idul Fitri sampai h+7 Idul Fitri. Permintaan, kata Kadma, sebenarnya sudah naik di sebelum Ramadan dengan rata-rata kenaikan mencapai 10-15 persen, lalu permintaan menurun dari mulai puasa hari kelima sampai puasa hari ke-25. "Tak akan seperti tahun-tahun sebelumnya."
Kadma mengungkapkan kenaikan permintaan yang cukup tinggi saat mendekati Idul Fitri dan setelahnya, banyak disebabkan oleh para pemudik, khususnya di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. "Mereka kan membawa banyak uang itu biasanya," ucapnya.
Meski begitu, Kadma mengakui jika kenaikan permintaan daging tak berbanding lurus dengan keuntungan yang diterima peternak juga disebabkan oleh masih terjadinya over supply. Over supply ini membuat harga daging ayam jatuh, sehingga ia memperkirakan harga akan kembali baik sekitar Agustus dan September. "Di bulan-bulan itu juga permintaannya baik," ujar Kadma.
DIKO OKTARA