TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah menargetkan 1.000 kilometer tol terbangun hingga 2019 mendatang. Tahun ini, menurut Deputi Bidang Usaha Konstruksi dan Sarana Prasarana Perhubungan Kementerian BUMN Pontas Tambunan, pembangunan tol ditargetkan mencapai 396 kilometer.
"Ada 65 kilometer Trans Sumatera yang bisa operasionalisasi, Trans Jawa 210 kilometer, dan Tol Becakayu (Bekasi-Cawang-Kampung Melayu) 11 kilometer," ujar Pontas dalam konferensi persnya di Kementerian Badan Usaha Milik Negara, Jakarta, Senin, 29 Mei 2017.
Pontas optimistis target pembangunan 1.000 kilometer tol hingga 2019 tersebut dapat terlampaui. Senada dengan Pontas, Direktur Utama PT Waskita Karya Muhammad Choliq menyatakan bahwa pembangunan tol hingga 2019 akan mencapai sekitar 1.300 kilometer.
Baca: Proyek Jalan Tol Pemalang-Batang Bisa Dilintasi Lebaran 2017
Choliq menuturkan, pada 2018 mendatang, pemerintah menargetkan sepanjang 400 kilometer tol bisa terbangun. Pada 2019, pembangunan tol ditargetkan mencapai 500 kilometer. "Ditambah sekitar 400 kilometer pada 2017, totalnya menjadi 1.300 sampai 2019," ujarnya.
Menurut Choliq, jumlah tersebut termasuk dengan ruas-ruas tol yang dimiliki oleh swasta. Namun, dia mengatakan, kepemilikan swasta untuk ruas-ruas tol yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia relatif kecil. "Jumlahnya di bawah 10 persen," tutur Choliq.
Simak: WIKA Menangkan Proyek Jalan Tol Senilai Rp 2,17 Triliun
Berdasarkan data kementerian, tol yang ditargetkan rampung pada 2017 adalah Tol Medan-Binjai sepanjang 17 kilometer (progress 62,2 persen), Tol Parapat-Tebing Tinggi sepanjang 98,5 kilometer, dan Tol Palembang-Indralaya sepanjang 22 kilometer (52,4 persen).
Untuk Trans Jawa, terdapat Tol Pejagan-Pemalang sepanjang 57,5 kilometer (69,65 persen), Tol Solo-Ngawi sepanjang 90,3 kilometer (47,46 persen), dan Tol Surabaya-Mojokerto sepanjang 36,3 kilometer (88,27 persen). Adapun Tol Becakayu sepanjang 21 kilometer telah mencapai 89,27 persen.
ANGELINA ANJAR SAWITRI