TEMPO.CO, PALEMBANG - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara khusus membahas rencana pengembangan Tanjung Api-api dan Tanjung Carat di Banyuasin, Sumatera Selatan, Sabtu kemarin. Bersama stafnya, Budi memastikan Desember nanti, dermaga samudera ini bisa dioperasikan untuk menunjang kawasan tersebut yang telah ditetapkan sebagai kawasan ekonomi khusus (KEK).
Semula disekitar dermaga memiliki kedalaman 5 meter namun belakangan semakin dangkal hingga tersisa 3,5 M. Untuk itu semenjak tahun lalu, pihaknya bersama pemangku kepentingan lainnya telah melakukan pengerukan sesuai arahan dari presiden. Nantinya dermaga tersebut bisa disandari oleh kapal dengan kapasitas 1000 DWT.
Baca: Kecelakaan Kapal, Menteri Budi Evaluasi Aturan dan SOP Pelayaran
Pelabuhan Tanjung Api-api diyakini menteri dapat mendorong perkembangan industri di Sumatera Selatan, Jambi, Bangka Belitung dan daerah penyanggah lainnya. Sebagaimana diketahui selama ini komuditas seperti hasil perkebunan karet, kopi dan hasil mineral dan batubara masih menggunakan dermaga lainnya seperti pelabuhan Tarahan di Bandar Lampung.
Sementara itu Direktur Jenderal Perhubungan Laut, A Tonny Budiono mengatakan Pelabuhan Tanjung Api-api mampu menampung kapal ukuran 464 bobot mati (dwt) yang bisa membawa kontainer 50 teus. Menejemen pelabuhan juga akan melengkapinya dengan berbagai fasilitas penunjang seperti giant crane untuk memudahkan bongkar muat barang atau kontainer.
Masih kata Tony, pada waktu bersamaan, pihaknya juga mengembangkan terminal tanjung carat juga di Banyuasin. Di tanjung Carat dilengkapi dengan terminal multi purpose, peti Kemas, Curah kering, curah cair, serta lapangan Roro. Setelah pengembangan,terminal dapat menampung untuk kapal Batubara 80 ribu DWT, CPO 50 ribu DWT, dan Peti Kemas 5000 TEUs.
PARLIZA HENDRAWAN