TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Agus Santoso, memperingatkan maskapai penerbangan mewaspadai sebaran abu vulkanik letusan gunung berapi. Peringatan ini lantaran letusan Gunung Sinabung di Sumatera Utara dan yang kedua letusan Gunung Dukono di Pulau Halmahera, Maluku Utara.
“Ini karena debu-debu vulkanik halus tersebut bisa tersedot ke dalam mesin pesawat dan menyebabkan mesin pesawat rusak atau terbakar,” kata Agus dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu 20 Mei 2017. Abu vulkanik, kata Agus, juga bisa menyebabkan jarak pandang menjadi terbatas dan mengganggu penerbangan.
Simak: Gunung Rinjani Meletus
Ia meminta maskapai untuk mengutamakan keselamatan penerbangan. Terkait dengan abu vulkanik ini, ia mengatakan pilot atau pihak penerbangan harus berani menolak untuk terbang jika dari data dan informasi yang resmi menyatakan penerbangan tersebut tidak terjamin keselamatannya. “Jangan memaksakan untuk terbang jika memang keadaan tidak memungkinkan,” katanya.
Agus juga meminta pilot berkoordinasi dengan ATC untuk memberitahu jalur udara (airways/ ATS Route) yang aman dari sebaran abu vulkanik tersebut. Meski kerap menimbulkan keterlambatan penerbangan. ”Kami sampaikan agar bersabar dan memaklumi untuk menunggu sampai keadaan cuaca kondusif aman untuk penerbangan demi keselamatan bersama,” kata Agus.
Kementerian Perhubungan, kata dia, tidak akan mentoleransi kemungkinkan atau celah yang akan berimplikasi dengan keselamatan penerbangan. "Kita harus selalu jalankan prinsip zero tolerance untuk kepentingan keselamatan dan keamanan penerbangan,” kata dia.
Sebelumnya, Gunung Sinabung meletus pada Sabtu pukul 09.47 WIB menyemburkan abu vulkanik hingga ketinggian 6.060 meter. BMKG Stasiun Meteorologi kelas I Kualanamu menyatakan semburan Gunung Sinabung tersebut dalam level AWAS (Warning). Meski begitu, belum ada ATS Route yang terdampak, termasuk dua bandara yang terdekat yaitu Bandara Kualanamu dan Bandara Alas Leuser.
Meletusnya Gunung Dukono juga menyebabkan Bandara Gamarmalamo di Galela ditutup. Agus menuturkan berdasarkan Notam Ditjen Perhubungan Udara Nomor C4305/17, Bandara Gamarmalamo ditutup hingga tanggal 21 Mei 2017 pukul 02.00 UTC atau 11.00 WIT.
ARKHELAUS