TEMPO.CO, Jakarta - Harry Poernomo, anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi Gerindra mendukung langkah PT Pertamina (Persero) mengembangkan kapasitas kilangnya baik yang suda ada maupun pembangunan kilang baru dalam mendukung swasembada bahan bakar minyak. Namun yang harus diperhatikan oleh Pertamina dalam membangun kilang adalah jaminan pasokan minyak.
Baca: Gandeng Rosneft, Pertamina Bangun Kilang Minyak di ...
“Kita di Komisi VII DPR mendukung langkah Pertamina. Yang menjadi pertanyaan kita adalah bagaimana dengan jaminan pasokan minyak mentahnya? Kita sangat tergantung dengan pasokan minyak mentah dari luar. Jika terjadi gejolak politik atau terjadi bencana alam di negara pemasok, akan mengakibatkan pasokan minyak mentah terganggu. Di sini lah pentingnya jaminan pasokan minyak mentah jika Pertamina mau membangun kilang baru”, ujar Harry seperti dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu 20 Mei 2017.
Harry Poernomo yang pernah menjabat sebagai Direktur Hilir Pertamina juga menyoroti soal pendanaan pembangunan kilang minyak. Menurut dia, sebaiknya dana yang digunakan untuk membangun kilang tidak berasal dari APBN. Dana dari APBN sebaiknya dimanfaatkan untuk proyek lain. “Kita bisa undang investor asing untuk bersama-sama Pertamina membangun kilang minyak baru," ucapnya.
Hal yang sama juga dikatakan pengamat ketahanan energi, Dirgo Purbo. Dia menilai, pengembangan kilang lama dan pembangunan kilang baru Pertamina membutuhkan investasi besar dan teknologi tinggi. Jika kedua prasyarat itu belum terpenuhi, maka bisa saja Pertamina mengundang investasi asing. "Dengan demikian, selain akan terjadi alih teknologi, proyek kilang juga akan membuka lapangan kerja," ucap staf pengajar geo ekonomi Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhanas) itu.
Menurut Dirgo, pemerintah sebetulnya sudah memikirkan swasembada bahan bakar minyak. “Di jaman Orde Baru, pemerintah sempat merencanakan empat kilang minyak baru, EXOR 1 , 2, 3, dan 4. Dari empat rencana ini, hanya satu yang dibangun oleh pemerintah, yaitu Kilang Balongan pada tahun 1994. Artinya sudah 20 tahun lebih kita tidak membangun kilang baru”, ujar Dirgo. Proyek Exor tersebut kurang berhasil antara lain karena pemerintah kesulitan memperoleh bahan baku, yakni minyak mentah (crude oil) untuk memasok kilang.
Baca: Ini Alasan Saudi Aramco Pilih Investasi di Kilang Cilacap
Dirgo menambahkan untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar minyak yang dari tahun ke tahun semakin meningkat, tidak ada jalan lain pemerintah melalui Pertamina harus membangun kilang baru. “Yang membangun kilang tidak harus Pertamina. Boleh-boleh saja swasta, lokal mau pun asing yang membangun kilang”.
SETIAWAN ADIWIJAYA