TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Jumat sore, 19 Mei 2017, bergerak menguat sebesar 32 poin menjadi Rp 13.323, dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp 13.355 per dolar AS. "Sentimen dari Standard & Poors (S&P) yang menaikan peringkat Indonesia menjadi level layak investasi atau investment grade membalikkan arah pergerakan rupiah menjadi positif," ujar pengamat pasar uang Bank Woori Saudara Indonesia, Rully Nova di Jakarta, Jumat, 19 Mei 2017.
Baca: BI: Aliran Modal Asing Perkuat Kurs Rupiah di Triwulan I
Ia menambahkan kenaikan peringkat itu membuat selera investor asing untuk berinvestasi di dalam negeri akan terus meningkat. Selain itu, kenaikan peringkat itu menunjukan risiko investasi di Indonesia menjadi rendah. "Investasi di dalam negeri menjadi lebih menarik dan aman," katanya.
Baca: Terdepresiasi ke 13.410, Rupiah Pimpin Pelemahan di Asia
Menurut dia, kebijakan-kebijakan pemerintah yang telah dikeluarkan tampaknya membuahkan hasil. Pengelolaan fiskal yang terjaga serta gencarnya pembangunan infrastruktur diperkirakan menjadi salah satu faktor yang dinilai positif oleh S&P.
Di sisi lain, lanjut dia, harga minyak mentah dunia yang mengalami peningkatan juga turut menjadi faktor yang menopang rupiah. Terpantau harga minyak jenis WTI Crude menguat 1,05 persen menjadi 49,87 dolar AS per barel, dan Brent Crude naik 1,10 persen menjadi 53,09 dolar AS per barel.
Analis PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong menambahkan bahwa keputusan S&P itu memeberikan harapan bahwa fundamental ekonomi nasional terjaga dengan baik meski sempat dibayangi gejolak politik di dalam negeri. "Dengan keputusan S&P itu maka fluktuasi rupiah akan terjaga dalam jangka panjang dan tidak rentan terkoreksi," katanya.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Jumat ini mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah ke posisi Rp 13.410 dibandingkan hari sebelumnya, Kamis, 18 Mei 2017, Rp 13.343 per dolar AS.
ANTARA