TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan nilai tukar rupiah menguat sepanjang triwulan I 2017 dan relatif stabil di April 2017. Dia menambahkan di triwulan I 2017 nilai tukar rupiah secara point to point menguat sebesar 1,1 persen.
"Nilai tukar rupiah menguat sebesar 1,1 persen ke level Rp 13.326 per dolar Amerika Serikat," kata Agus Martowardojo saat ditemui di Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis, 18 Mei 2017.
Baca: Cadangan Minyak AS Seret Pelemahan Kurs Rupiah
Agus Marto menuturkan sepanjang April, rupiah relatif stabil karena didukung berlanjutnya aliran masuk modal asing. Masuknya aliran modal asing sejalan dengan perbaikan outlook sovereign rating, data makro ekonomi yang positif dan sentimen positif terhadap prospek ekonomi Indonesia.
Baca: Rupiah Bergerak Melemah ke Rp 13.367
Bank Indonesia menyatakan akan tetap melakukan langkah-langkah stabilisasi, agar mendorong nilai tukar yang sesuai nilai fundamentalnya dengan tetap menjaga bekerjanya mekanisme pasar.
Agus Marto mengungkapkan inflasi tetap terkendali dan berada dalam kisaran sasaran inflasi 2017, yaitu 4 +/- 1 persen. Sedangkan indeks harga konsumen pada April tercatat mengalami inflasi sebesar 0,09 persen month to month atau 4,17 persen year to year.
Menurut Agus Marto inflasi indeks harga konsumen terutama bersumber dari komponen administered prices yang mengalami inflasi sebesar 1,27 persen month to month atau 8,68 persen secara year to year. Hal ini disebabkan oleh penyesuaian tarif listrik tahap dua kepada pelanggan pasca bayar daya 900 VA non subsidi, penyesuaian tarif angkutan udara, harga bensin dan rokok.
Sementara itu inflasi inti tercatat rendah, yaitu sebesar 0,13 persen secara month to month atau 3,28 persen year to year. Hal ini sejalan dengan terbatasnya permintaan domestik, terkendalinya ekspektasi inflasi dan menguatnya nilai tukar rupiah. Namun volatile food mengalami deflasi sebesar 1,26 persen month to month atau 2,66 persen year on year, seiring melimpahnya pasokan karena panen raya.
DIKO OKTARA