TEMPO.CO, Jakarta - Harga rumah di Cina mengalami pertumbuhan di lebih sedikit kota pada bulan lalu setelah pihak otoritas memberlakukan pembatasan yang lebih ketat terhadap pembelian properti.
Berdasarkan laporan Biro Statistik Nasional Cina (National Bureau of Statistics), seperti dikutip Bloomberg, Kamis, 18 Mei 2017, harga rumah baru—selain rumah bersubsidi pemerintah— di 58 kota dari 70 kota yang terdaftar oleh pemerintah mengalami kenaikan pada April 2017.
Angka tersebut lebih rendah dari kenaikan harga di 62 kota pada Maret. Adapun delapan kota mencatatkan penurunan harga dan empat kota lain tidak mengalami perubahan.
Otoritas Cina meningkatkan upaya pembatasan di sejumlah kota besar bulan lalu demi mengendalikan harga menyusul kembali munculnya permintaan pada dua bulan sebelumnya saat pembeli mencoba mengatasi pembatasan lebih lanjut. Chengdu, ibu kota Provinsi Sichuan, bulan lalu menaikkan persyaratan pembayaran uang muka untuk properti kedua.
Baca:
Jaksa Agung Dampingi Kemendag Urusi Barter Karet dengan Sukhoi
YLKI: Tarif Internet Sudah Menjurus Kepada Penjebakan Konsumen
Bank Mayapada Raup Laba Bersih Rp 820,19 Triliun di 2016
Menurut perhitungan Bloomberg, berdasarkan data yang dirilis NBS pada Senin, nilai penjualan rumah juga mengecil pada bulan lalu dengan kenaikan hanya 8 persen menjadi 855 miliar yuan (sekitar US$ 124 miliar) dari tahun sebelumnya atau kenaikan terkecil sejak Maret 2015.
“Langkah pengetatan properti kali ini telah menjadi lebih ketat daripada sebelumnya. Semakin banyak kota yang membatasi harga jual, sementara pembatasan pembelian diintensifkan hingga tingkat terkeras yang pernah ada. Selain itu, muncul pengetatan bentuk baru, seperti larangan warga menjual kembali apartemen dalam dua atau tiga tahun,” kata Liu Feifan, analis di Guotai Junan International Holdings Co.
Harga rumah baru di Shenzhen, yang menjadi pasar terpanas di negara tersebut pada awal tahun lalu, tidak mengalami perubahan pada April dibandingkan dengan Maret, sekaligus mematahkan penurunan selama enam bulan.
Adapun pertumbuhan harga melambat menjadi 0,2 persen di Beijing setelah pemerintah daerah menaikkan persyaratan pembayaran uang muka untuk pembeli rumah kedua serta membatasi pembelian rumah di bawah nama perusahaan.
Di sisi lain, harga rumah di Shanghai turun 0,2 persen. Pada Rabu, 17 Mei 2017, Shanghai menyatakan telah berhenti menyetujui proyek-proyek properti komersial yang didesain ulang untuk keperluan perumahan. “Momentum pasar perumahan mengendur di bawah kebijakan pembelian dan kuota hipotek yang lebih ketat. Kami perkirakan lesunya penjualan nasional akan lebih terlihat mulai Mei,” ujar Oscar Choi, seorang analis properti di Citigroup Inc dalam risetnya.