TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis pagi, 18 Mei 2017, bergerak melemah sebesar delapan poin menjadi 13.332 dibanding sebelumnya pada posisi 13.324 per dolar Amerika Serikat. "Nilai tukar rupiah melemah sejalan dengan depresiasi kurs di kawasan Asia terhadap dolar Amerika," kata ekonom Samuel Sekuritas, Rangga Cipta, di Jakarta, Kamis, 18 Mei 2017.
Kendati demikian, menurut Rangga, pelemahan rupiah relatif terbatas menyusul imbal hasil surat utang negara (SUN) yang masih baik di tengah ekspektasi inflasi yang meningkat menjelang bulan puasa. Situasi itu memberi sinyal ekspektasi kenaikan peringkat oleh lembaga pemeringkat Standard & Poors (S&P) masih cukup tinggi.
Baca: Kurs Rupiah Melemah Lagi Jadi Rp 13.365 per Dolar AS
"Optimisme yang justru meningkat di pasar obligasi serta masih adanya harapan perbaikan harga komoditas bisa menjaga rupiah untuk tidak melemah terlalu dalam," ucap Rangga.
Di sisi lain, menurut Rangga, kombinasi antara hasil kinerja keuangan perusahaan Amerika pada kuartal pertama 2017 yang tidak sesuai dengan ekspektasi pasar dan masih adanya kisruh di pemerintahan Amerika akan menahan laju dolar Amerika lebih tinggi.
Simak: IHSG Dibuka Turun 0,45 Persen ke 5.590,47
Analis Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada, menyatakan meningkatnya minat pelaku pasar terhadap sejumlah mata uang safe heaven membuat laju sejumlah mata uang di kawasan Asia mengalami pelemahan, termasuk rupiah.
Reza mengharapkan sejumlah sentimen positif dari dalam negeri mengenai fundamental ekonomi dan percepatan program infrastruktur oleh pemerintah dapat direspons pasar sehingga membalikkan arah rupiah ke area positif.
ANTARA