TEMPO.CO, Jakarta - Kurs rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu, 17 Mei 2017, melemah delapan poin menjadi Rp 13.308 per dolar AS. Sebelumnya kurs rupiah terhadap dolar AS sempat berada di posisi 13.300.
Baca: Kurs Rupiah Tunggu Rilis Neraca Perdagangan BPS
"Harga minyak mentah dunia yang masih rentan terhadap pelemahan membuat pergerakan rupiah cenderung tertahan," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Rabu, 17 Mei 2017.
Menurut Ariston, euforia kesepakatan perpanjangan pemangkasan produksi antara Arab Saudi dengan Rusia mulai menghilang. Perhatian kini kembali beralih ke data persediaan minyak mentah di AS yang cenderung meningkat.
Baca: Terapresiasi 21 Poin, Koreksi Dolar AS Dorong Spot Rupiah
Peningkatan cadangan di AS itu yang membuat harga minyak mentah dunia menjadi rentan pelemahan. Terpantau, harga minyak mentah dunia jenis WTI pada Rabu sore ini berada di posisi 48,70 dolar AS per barel, dan Brent di level 51,85 dolar AS per barel.
Kendati demikian, ia mengatakan bahwa apresiasi dolar AS itu relatif masih terbatas menyusul peluang kenaikan suku bunga AS (Fed Fund Rate) yang cenderung mulai memudar di tengah data ekonomi Amerika Serikat yang masih bervariasi.
Sementara itu, Ekonom Bahana Sekuritas Fakhrul Fulvian mengatakan bahwa penurunan defisit transaksi berjalan pada kuartal pertama 2017 ini memberi sinyal positif bagi transaksi berjalan hingga akhir tahun ini. "Perkembangan itu memberi sinyal positif bagi rupiah untuk kembali menguat ke depannya," katanya.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) nilai tukar rupiah bergerak melemah ke posisi Rp 13.306 dibandingkan hari sebelumnya, Selasa 16 Mei 2017, Rp13.298 per dolar AS.
ANTARA