TEMPO.CO, Bandung -PT INTI (Persero) menjadi pemenang lelang pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Sumatera Barat yang digelar Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. "Kontrak senilai kurang lebih Rp 34,083 miliar,” kata Direktur Bisnis PT INTI (Persero) Aldiaris selepas penandatangan kontrak tersebut di Jakarta hari ini, dalam rilis yang diterima Tempo, Selasa, 16 Mei 2017.
Baca: Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro Diresmikan di Bima NTB
Ini adalah tender ketiga yang dimenangkan PT INTI tahun ini untuk menggarap pembangunan PLTS. Kontrak pengerjaan PLTS di Sumatera Barat yang diteken hari ini, Selasa, 16 Mei 2017, ditujukan di 6 lokasi dengan kapasitas total pembangkit 389 kilowatt peak (kWp). Masing-masing berada di Desa Sinota Matobat (30 kWp), Bosua (50 kWp), Malancan (100 kWp), Matobe (100 kWp), Katurai (50 kWp), serta Sinaka (50 kWp).
Baca: Hingga 2019, PLN Bangun Pembangkit 855 MW di Papua-Maluku
Sebelumnya pada Maret 2017, PT INTI juga memenangkan tender pembangunan PLTS yang digelar Kementerian ESDM untuk wilayah Sulawei Selatan. Aldaris mengatakan, kontrak pembangunannya setara Rp 39,1 miliar.
Di Sulawesi Selatan PT INTI menggarap pembangunan PLTS di 7 lokasi dengan kapasitas total 450 kWp. Masinng-masing berada di Mattiro Ujung (50 kWp), Mattiro Baji (50 kWp), Mattiro Walie (100 kWp), Pulau Kulukuang II (75 kWp), Pulau Kulukuang I (50 kWp), Pulau Sabalana (50 kWp), serta Sanane (75 kWp).
Di awal tahun, pada Januari 2017, PT INTI juga memenangi tender pembangunan PLTS yang digelar Kementerian ESDM untuk wilayah Papua dan Papua Barat. Aldaris mengatakan, kontrak pembangunan PLTS itu setara Rp 21 miliar. Proyek PLTS di dua provinsi itu memiliki kapasitas total 190 kWp tersebar di 6 lokasi di Kabupaten Fak-Fak Papua Barat, Raja Ampat Papua Barat, serta Mimika Papua.
PT INTI pada 2016 lalu menggarap proyek serupa untuk 57 lokasi di seluruh Indonesia. Nilai kontrak keseluruhannya menembus Rp 302,557 miliar. Pengerjaan proyek listrik ini nyaris separuh perolehan kontrak yang diperoleh tahun 2016. Nilai peroehan seluruh kontrak yang digarap PT INTI pada 2016 menembus Rp 603,91 miliar. Selain proyek PLTS, lainnya diantaranya proyek modernisasi jaringan akses telekomunikasi, serta kontrak maintenance sejumlah operator.
AHMAD FIKRI