TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan belum ada operator telekomunikasi dengan kehendaknya sendiri membangun jaringan di daerah perbatasan. Meskipun sekarang ada operator membangun di perbatasan, itu memakai dana kewajiban pelayanan umum (USO).
”Memang ada yang mau membangun dan secara serius membangun? Tidak ada,” kata Rudiantara saat ditemui di Djakarta Theatre, Jakarta Pusat, Selasa, 16 Mei 2017.
Rudiantara menuturkan pemerintah telah membangun jaringan di daerah perbatasan Kalimantan sebanyak 70 titik. Meskipun ada kerja sama dengan operator telekomunikasi, hal itu bukan berdasarkan kehendak mereka. “Kalau mau saya buktikan, saya bawa datanya.”
Baca: Pembelian Kapal Kabel Laut demi Tumbuhnya Industri Telekomunikasi
Menurut Rudiantara, program pembangunan di perbatasan bergantung pada operator, jika berminat dipersilakan membangun. Pemerintah, kata dia, akan terus membangun infrastruktur yang memadai bagi masyarakat karena memang itulah tugas pemerintah.
Rudiantara mengungkapkan, pemerintah tak akan memaksa operator berekspansi ke daerah-daerah perbatasan, karena tak ada perjanjian yang mengharuskan operator melakukannya. “Tak ada operator telekomunikasi yang mau melakukannya secara sukarela, sehebat-hebatnya operator apa mau rugi.”
Simak: Pembangunan Infrastruktur Telekomunikasi Butuh Capex yang Besar
Meski begitu, Rudiantara dalam kunjungannya sempat bertemu dengan para tentara yang menjaga perbatasan, dan dia mendengar cerita para tentara tentang hiburan mereka saat berjaga di perbatasan. “Hiburan mereka satu-satunya ya menelepon keluarga mereka.”
Rudiantara menjelaskan, karena itu pula pemerintah mencanangkan program Palapa Ring untuk menunjang pembangunan jaringan di daerah-daerah terpencil. Adapun proyek Palapa Ring paket barat ditargetkan selesai pembangunannya di kuartal I 2018.
DIKO OKTARA