TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Konsumer PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Handayani memperkirakan industri properti akan tumbuh sekitar 12-15 persen tahun ini. Dia optimistis pertumbuhan industri properti meningkat karena banyak proyek-proyek infrastruktur yang dibangun pemerintah.
"Pemerintah menggalakkan proyek-proyek infrastruktur yang dapat meningkatkan keterhubungan antara main city dengan secondary city. Ini akan mendukung industri properti," kata Handayani dalam Property & Mortgage Summit 2017 di Hotel Kempinski, Jakarta, Selasa, 16 Mei 2017.
Baca: Bisnis Properti, JBC Development Bersaing dengan BSD City
Untuk rel kereta api, pemerintah menargetkan dibangunnya 3.258 kilometer hingga 2019. Pada 2016, sudah 487 kilometer rel yang dibangun. Selain itu, dari target pembangunan 306 pelabuhan dan 15 bandara hingga 2019, sudah dibangun 56 pelabuhan dan lima bandara.
Hingga 2019, pemerintah juga menargetkan megaproyek listrik 35 ribu megawatt (MW). Tahun lalu, sebanyak 195 MW sudah beroperasi, 8.200 MW dalam tahap konstruksi, dan 9.700 dalam tahap persiapan. "Kalau 2019 selesai semua, ini akan meningkatkan industri properti."
Simak: Pengusaha Properti Manfaatkan Teknologi untuk Pemasaran
Dalam beberapa waktu terakhir, menurut Handayani, kondisi perekonomian juga mulai stabil. Hal itu ditunjukkan dengan bunga kredit pemilikan rumah (KPR) yang kompetitif pada kuartal I 2017. "Ini menunjukkan bahwa pergerakan kebutuhan cenderung meningkat," ujarnya.
Selain itu, kebijakan-kebijakan yang ditelurkan pemerintah juga mendukung stabilnya ekonomi, antara lain relaksasi rasio loan to value (LTV) dan implementasi amnesti pajak. "Tahun ini, industri properti sudah mulai up swing, trennya lebih baik dibanding tahun lalu," kata Handayani.
ANGELINA ANJAR SAWITRI