TEMPO.CO, Jakarta - Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung akhirnya mendapatkan kepastian pendanaan. Penandatanganan pencairan pinjaman dari China Development Bank (CDB) akan dilakukan hari ini di Cina. “Kemungkinan besok sore (sore ini),” ujar salah satu petinggi Badan Usaha Milik Negara anggota konsorsium proyek, yang tak mau disebutkan namanya, kepada Tempo, Minggu, 14 Mei 2017. (Baca: Akhirnya Pinjaman Cina USD 4,5 Miliar Untuk Kereta Cepat Cair)
Pencairan pinjaman untuk megaproyek senilai US$ 5,5 miliar atau sekitar Rp 75 triliun ini akan dilakukan secara bertahap. Direktur Sumber Daya Manusia dan Pengembangan Sistem PT Wijaya Karya Tbk Novel Arsyad menjelaskan, untuk pencairan tahap pertama, perusahaan konsorsium penggarap, PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), akan menerima lebih-kurang US$ 1 miliar atau sekitar Rp 13 triliun. (Baca juga: Pekan Depan, Cina Cairkan Pinjaman Kereta Cepat Rp 13 Triliun)
China Development Bank menjanjikan pinjaman senilai US$ 5,2 miliar atau sekitar Rp 69,4 triliun kepada KCIC. Salah satu syarat pencairan pinjaman adalah penandatanganan kontrak konstruksi senilai US$ 4,7 miliar atau sekitar Rp 62,438 triliun. Pengerjaan konstruksi akan dilakukan secara parsial dan bertahap. (Baca: Proyek Kereta Cepat, Dana Pinjaman Cair Bulan Ini)
Menteri BUMN Rini Soemarno mengakui anggaran proyek kereta cepat berpotensi membengkak dari US$ 5,19 miliar menjadi US$ 5,99 miliar. Dia mengklaim telah bernegosiasi dengan CDB untuk penambahan pinjaman. “Kalau ada cost of run (penambahan anggaran) hingga 50 persen, CDB akan menaikkan (pinjaman),” ujarnya.
Pembengkakan biaya disebabkan adanya perubahan desain proyek. Misalnya, kata Rini, pada awal pengerjaan, proyek ini tidak memakai terowongan. “Namun, setelah pengujian tanah, diputuskan lebih baik pakai terowongan. Ini yang membuat anggaran bisa naik hingga 30 persen,” ucapnya.
Selain itu, proyek jalur kereta sejauh 142 kilometer itu dibayangi dengan kenaikan harga lahan di sejumlah titik yang harus dibebaskan. Saat ini, KCIC masih harus membebaskan banyak bidang lahan di Jawa Barat yang dilintasi rute kereta cepat. Lahan-lahan itu tersebar di Karawang, Purwakarta, Bandung Barat, Cimahi, Bandung, dan Kabupaten Bandung. Hingga Maret lalu, KCIC baru memulai pembebasan lahan dalam skala kecil di Cimahi. “Nantinya, dana pinjaman tahap pertama akan digunakan untuk pembebasan lahan,” tuturnya.
KHAIRUL ANAM | VINDRY FLORENTIN | ANDI IBNU