TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan hari ini menggelar rapat untuk membahas pengelolaan sampah di Bali. Menurut Luhut, nantinya sampah-sampah di Bali akan dikumpulkan, dikelola dan dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik.
"Iya, nanti bentuknya pembangkit, sanitary landfill," kata Luhut Binsar Panjaitan di Kantor Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman, Jumat, 12 Mei 2017.
Baca: Kementerian Lanjutkan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah
Menurut Luhut pembicaraan awal mengenai pengelolaan sampah sebagai sumber energi di Bali itu sudah hampir selesai, dan pihaknya akan membuat lelang terbatas siapa yang akan mengelola pembangkit listrik dengan memanfaatkan energi baru terbarukan itu.
"Sudah hampir selesai. Tinggal masalahnya soal asumsi jumlah sampah aja. Kami mau buat lelang terbatas supaya cepat, supaya bisa selesai tahun depan," ujarnya.
Wakil Walikota Denpasar IGN Jaya Negara menuturkan, pengelolaan sampah tersebut dilakukan dalam menyambut IMF World Bank yang akan digelar pada Oktober 2018. Sehingga mereka harus mengejar waktu untuk pembelian sampah tersebut. "Programnya, sampah itu harus habis, harus selesai, dengan progress recordnya menunggu kebijakan dari Kemenko Maritim," kata dia.
Simak: 7 Kota Ini Jadi Percontohan Pembangkit Listrik dari Sampah
Menurut Wakil Menteri Archandra Tahar, yang paling utama dibahas dalam rapat hari ini adalah keputusan tentang metode studi kelayakan (feasibility study) serta izin pemakaian lahan yang harus mendapatkan izin dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
"Lalu nanti yang membayar feasibility studinya siapa, lokasinya di mana, itu sudah diputuskan. Selanjutnya apakah akan ada tipping fee atau tidak, itu sedang dibahas," kata Archandra.
Meski telah memiliki beberapa daftar calon investor untuk mengelola pembangkit listrik dari sampah tersebut, namun Archandra belum dapat memutuskan siapa pemenangnya. Yang jelas, investor tersebut berasal dari sektor swasta. "Siapa investornya, nanti kami evaluasi yang terbaik. Nanti akan ada yang FS," tuturnya.
Adapun pengambilan sampah tersebut akan ditarikberatkan pada empat kabupaten di Bali yang paling banyak menghasilkan sampah. Selanjutnya, sampah tersebut akan dibawa ke Denpasar, tempat pembangkit listrik tersebut dibangun.
Menurut Archandra, ada dua bagian yang akan dibangun, yakni tempat pengelolaan dari limbah sampah untuk diubah menjadi energi (sanitary landfill) dan tempat untuk menjadikan energi tersebut menjadi tenaga listrik (waste to energy).
"Yang pertama dibangun itu sanitary landfill baru waste to energy. Tapi beda waktunya enggak banyak, itu berjalan paralel. Target kami akhir Mei ini, " tuturnya.
Beberapa stakeholder turut hadir dalam rapat koordinasi pengelolaan sampah di Bali, antara lain Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Archandra Tahar, Gubernur Bali Made Mangku Pastika, Wakil Walikota Denpasar IGN Jaya Negara, dan beberapa pemangku kepentingan lainnya.
DESTRIANITA