TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan, secara umum BI menyambut baik perekonomian dunia tahun ini. Setelah terkoreksi turun dalam lima tahun terakhir, namun perlahan ekonomi dunia mulai terkerek naik.
Meski demikian menurut Agus masih perlu diwaspadai, karena pertumbuhan ekonomi dunia yang membaik masih memiliki risiko ketidakstabilan. “Perlu diwaspadai karena pertumbuhan ekonomi dunia yang membaik itu masih ada risikonya, dan risikonya apakah bisa pertumbuhan ekonomi itu bisa berkesinambungan,” kata kata Agus Martowardojo di Bank Indonesia, Jumat, 12 Mei 2017.
Baca: Gubernur BI Cerita Perekonomian Indonesia Terus Membaik
Agus mengatakan, ternyata investasi di negara maju maupun berkembang belum tumbuh secara berarti. Sehingga idealnya memang pertumbuhan ekonomi tidak didasarkan konsumsi tetapi juga dari investasi. Selain itu kondisi yang perlu diperhatikan dalam ekonomi global adalah kemungkinan naiknya besaran nilai pajak di Amerika.
“Kami juga melihat bahwa risiko yang lain (di Amerika) tentu kebijakan yang akan dikeluarkan oleh perdangangan proteksionis itu berdampak pada ekonomi global,” tuturnya.
Simak: Penjelasan Lengkap Gubernur BI Soal Pelambatan Ekonomi Global
Pada perekonomian domestik, Agus melihat pertumbuhan ekonomi Indonesia di angka 5,01 persen lebih baik dibandingkan kuartal pertama 2016, yakni di angka 4,92 persen. Ekonomi tersebut paling banyak berasal dari sumbangsih pertumbuhan di Jawa dan Kalimantan, meski untuk pertumbuhan di Sumatera dan kawasan Indonesia Timur terjadi penurunan.
“Tapi secara umum pertumbuhan ekonomi kita sambut baik dan kita lihat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi ind 2017 ada diantara 5-5,4 persen,” ucap Agus.
DESTRIANITA