TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) Adhi S. Lukman mengungkapkan banyak peminat produk makanan dan minuman asal Indonesia di Amerika Latin. “Memang yang minat banyak, tapi yang masuk ke sana masih kecil,” ujar Adhi kepada Bisnis, Kamis, 11 Mei 2017.
Adhi menjelaskan, para pelaku usaha saat ini memiliki dua kendala utama, yakni jarak dan bea masuk. Tarif yang dikenakan, kata dia, juga cukup tinggi, di atas 25 persen.
Selain itu, menurut dia, terdapat kendala jarak antara Indonesia dan Amerika Latin. Karena itu, dia meminta peran aktif dari pemerintah. “Perlu dilakukan perundingan government to government di antara kedua negara terkait dengan urusan bea masuk,” kata Adhi.
Sebelumnya, Kementerian Perdagangan menyatakan produk makanan asal Indonesia telah mencuri perhatian di pameran produk supermarket APAS Show 2017 pekan lalu di Expo Center Nortem, Sao Paulo, Brasil. Wakil Kepala Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Sao Paulo Hendro Jonathan mengungkapkan bahwa tiga produk Indonesia dilirik oleh negara Amerika Latin.
“Indonesia mencatat tiga prospek bagus dari buyer asal Brasil serta dari Uruguay, Paraguay, dan Bolivia untuk produk wafer rasa cokelat, teh, dan kacang,” ujar Hendro.
Hendro mengatakan transaksi dengan para buyer asal Uruguay dan Venezuela segera ditindaklanjuti. Menurut dia, Brasil merupakan barometer di kawasan regional Amerika Latin.
“Keripik rasa buah rambutan, nangka, salak, dan apel buatan UKM diminati supermarket dan importir produk alami di Brasil. Meningkatnya tren gaya hidup sehat di Brasil menciptakan peluang bagi keripik rasa buah asal Indonesia,” tutur Hendro.
APAS Show merupakan pameran produk supermarket yang diselenggarakan oleh Asosiasi Supermarket Sao Paulo. Pameran berlangsung pada 2-5 Mei 2017 dan menampilkan 700 perusahaan partisipan.