TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menargetkan keuntungan BUMN pada 2017 sebesar Rp 205 triliun atau naik dari tahun lalu sebesar Rp 164 triliun. "Insya Allah BUMN bisa memberikan kontribusi lebih besar dari segi keuntungan. Kalau 2016 Rp 164 triliun, tahun 2017 ini, saya menargetkan Rp 205 triliun," kata Rini dalam BUMN Marketeers Awards 2017 di Jakarta, Rabu malam, 3 Mei 2017.
Rini mengatakan BUMN juga meningkatkan layanan demi memberi kesejahteraan masyarakat dan konsumen Indonesia. Selama 2,5 tahun terakhir, perusahaan-perusahaan BUMN, salah satunya sektor bank, dapat bersinergi satu sama lain.
Baca: 25 BUMN Merugi di Triwuan Pertama 2017, Menteri Rini: Itu Biasa
Target laba Rp 205 triliun diharapkan dapat tercapai melalui ATM Bersama Bank Himbara (Himpunan Bank-bank Negara) yang bisa diakses nasabah pada akhir tahun. Rini mengharapkan BUMN menyadari pentingnya strategi pemasaran dan taktik membesarkan merek (branding campaign).
Kementerian BUMN sudah mencatatkan laba Rp 39 triliun pada triwulan pertama 2017, sedangkan aset pada triwulan pertama mencapai Rp 6.560 triliun.
Baca: 25 BUMN Rugi Rp 3 Triliun Awal 2017
Sebelumnya, Sekretaris Kementerian BUMN Imam Apriyanto Putro memaparkan belanja modal pada triwulan pertama terbilang agresif di angka Rp 54 triliun, tapi masih minus 88,4 persen dari target Rp 468 triliun. Kemudian EBITDA pada triwulan pertama 2017 sebesar Rp 92 triliun, dengan perbandingan 15 persen dari 2016.
BUMN dituntut bisa bersaing dengan swasta nasional, regional, dan internasional sehingga memberikan sumbangan sebesar-besarnya pada perekonomian nasional, antara lain berupa setoran dividen dan pajak. Imam menjelaskan, sinergi BUMN diperlukan untuk mencapai target-target pemerintah dan merupakan kunci bagi perusahaan-perusahaan BUMN untuk bangkit dan mengejar ketertinggalan.
ANTARA