TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah ditutup menguat pada perdagangan hari ini, Rabu, 3 Mei 2017. Rupiah ditutup menguat 0,3 persen atau 4 poin ke Rp13.308 per dolar AS, setelah dibuka naik 12 poin atau 0,09 persen di posisi Rp 13.300.
Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak di kisaran Rp 13.293-Rp 13.313 per dolar AS. Adapun pada perdagangan Selasa, 2 Mei 2017, rupiah ditutup menguat 17 poin atau 0,13 persen ke posisi 13.312 per dolar AS.
Lukman Otunuga, Research Analyst FXTM, menyampaikan mata uang rupiah melanjutkan penguatan setelah rilis data Indeks Harga Konsumen (IHK) periode April 2017 sebesar 4,17 persen year on year (yoy) yang menjadi level tertinggi dalam 13 bulan terakhir. Secara bulanan atau month on month (mom), IHK tumbuh 0,09 persen karena kenaikan harga komoditas.
Laju inflasi menunjukkan kestabilan karena sesuai dengan target tahunan Bank Indonesia, yakni antara 3 persen-5 persen. Hal tersebut juga meyakinkan pasar Bi tidak akan membuat perubahan dalam waktu dekat.
Sentimen positif terhadap rupiah juga datang dari pelemahan dolar AS. Saat ini, pasar global sedang tertuju kepada rapat Federal Reserve pada Rabu, 3 Mei 2017, dan laporan tenaga kerja AS pada Jumat, 5 Mei 2017.
Menurut Lukman, karena data ekonomi AS yang dirilis dalam pada pekan ini cenderung melemah, eskpektasi peningkatan suku bunga The Fed juga melesu. Sentimen tersebut membuat dolar AS melemah sekaligus membuka jalan penguatan rupiah.
"Jika rupiah diperdagangkan di sekitar Rp13.300 per dolar AS, kemudian USD terus melemah, maka harga berpotensi menuju Rp13.280 per dolar AS," tuturnya dalam publikasi riset, Rabu, 3 Mei 2017.
Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan mata uang dolar terhadap sejumlah mata uang utama lainnya terpantau menguat 0,09 persen atau 0,087 poin di posisi 99,063 pada pukul 15.55 WIB.
Di pasar mata uang regional, baht Thailand melemah 0,49 persen, dolar Singapura melemah 0,09 persen, ringgit Malaysia menguat 0,20 persen, sedangkan peso Filipina menguat 0,09 persen.