TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Riset Bina Artha Securities Reza Priyambada mengatakan, laju rupiah pada pekan ini diperkirakan akan berada dalam rentang support Rp 13.348 dan resisten Rp 13.269.
Menurut Reza, masih kuatnya laju dolar AS membuat ruang penguatan pada rupiah menjadi tertutup karena sentimen positif di pekan sebelumnya juga minim. Diharapkan sentimen dari rilis data-data makro dan kemungkinan adanya pandangan positif dari para pejabat negara dapat berimbas positif pada laju rupiah agar dapat berbalik menguat.
Baca: Analis Prediksi Kurs Rupiah Pekan Ini Masih Perkasa
“Meski demikian, tetap waspadai masih cukup rentannya laju rupiah terhadap sentimen negatif yang dapat melanjutkan arah pelemahan,” tutur Reza dalam pesan tertulisnya, Senin, 1 Mei 2017.
Laju rupiah di pekan kemarin bergerak di atas target support 13.352 dan di bawah resisten 13.249. Pada pekan terakhir, 28 April 2017, pergerakan nilai tukar rupiah kembali melemah seiring menguatnya laju dolar AS. Berdasarkan data Jakarta
Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, rupiah ditutup melemah 28 poin atau 0,21 persen ke level Rp 13.327, dari penutupan hari sebelumnya di level Rp 13.299.
Mulai berbalik menguatnya laju USD seiring pelemahan harga minyak mentah karena sentimen naiknya cadangan minyak AS dan imbas sentimen pengajuan proposal reformasi pajak AS telah menahan potensi kenaikan lanjutan dari rupiah.
Selain itu, masih positifnya pergerakan laju dolar AS seiring dengan sentimen pengajuan proposal reformasi pajak dari Presiden AS Donald Trump membuat laju rupiah kembali mengalami pelemahan. Tidak hanya itu, terbatasnya pergerakan euro
seiring dengan aksi tunggu terhadap penyampaian pandangan ekonomi dan moneter Zona Eropa oleh Bank Sentral Eropa (ECB) turut memberikan sentimen pada pelemahan rupiah.
Baca: BEI Catat Transaksi Asing Rp 4 Trilun dalam Sepekan
Adanya penguatan Mexican peso dan dolar kanada (CAD) seiring respon positif terhadap pernyataan Trump yang akan menegosiasikan ulang perjanjian dengan Kanada dan Meksiko tidak cukup membantu laju rupiah untuk kembali menguat. Bahkan sentimen positif dari dalam negeri antara lain pernyataan BI bahwa pergerakan rupiah sepanjang kuartal I 2017 relatif stabil, kesimpulan KSSK terkait kondusif dan stabilnya sistem keuangan Indonesia, dan keyakinan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia Q1-17 sebesar 5,1 persen juga tidak cukup kuat mengangkat rupiah.
DESTRIANITA