TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan ada kabar baik yang ia dapat setelah menghadiri pertemuan International Monetary Fund (IMF) Board Governors Meeting di Washington, DC, Amerika Serikat, Sabtu pekan lalu, 22 April 2017.
“Dalam pertemuan tersebut, kami membahas ekonomi dunia terkini, yang kabar baiknya adalah pertumbuhan ekonomi dunia 2017 dan 2018 diperkirakan akan tumbuh lebih baik dari tahun sebelumnya,” ujarnya melalui akun Instagram pribadi miliknya, @smindrawati, Selasa, 25 April 2017.
Baca Juga:
Baca: Sri Mulyani Sebut Rasio Utang Cukup Tinggi, Namun....
Sri Mulyani menceritakan isi agenda pertemuan itu. Dalam pertemuan itu, dia berperan sebagai Development Committee Chair bersama Internasional Monetary and Financial Committee (IMFC), yang juga berkedudukan sebagai advisor dari IMF Board of Governors. Namun, selain kabar baik, ada juga tantangan ekonomi yang lebih besar.
Tantangan ekonomi yang lebih besar itu terkait dengan gelombang proteksionisme dan kondisi geopolitik serta kondisi ketidakpastian dari kebijakan negara-negara maju. Hal ini muncul karena adanya pemilihan pemimpin-pemimpin baru di negara-negara besar Eropa.
Baca: Sri Mulyani: Billy Joedono Berkomitmen Luar Biasa Perangi Korupsi
Karena itu, kata Sri Mulyani, dalam pertemuan tersebut dibahas berbagai hal mengenai bagaimana negara-negara dapat mengantisipasinya. “Melalui kerja sama dengan koordinasi kebijakan antarnegara agar ekonomi dunia dan ekonomi masing-masing negara menjadi sehat dan semakin baik.”
Sri Mulyani juga membagikan isi pertemuan dalam World Bank-IMF Spring Meetings 2017 sebagai pemimpin komite yang menghimpun seluruh menteri-menteri pembangunan yang menjadi gubernur bank dunia. Dia berujar agenda yang dibahas khususnya tentang komitmen untuk mencapai sustainable development goal, menghilangkan kemiskinan, dan menciptakan kemakmuran yang lebih merata di dunia.
Di dalam pertemuan itu juga dibahas reformasi yang dibutuhkan negara- negara untuk mencapai tujuan tersebut. “Terutama bagaimana peranan bank dunia untuk dapat membantu negara-negara konflik dan negara yang sedang bermasalah dengan pengungsi,” ujarnya.
GHOIDA RAHMAH