TEMPO.CO, Jakarta - Bupati Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Agustinus Ch Dula mengatakan lahan untuk pelabuhan marina di Labuan Bajo telah disiapkan pemerintah pusat melalui PT ASDP Indonesia Ferry (Persero).
Pelabuhan marina ini diperuntukkan sebagai tempat berlabuh kapal pesiar internasional di daerah yang menjadi satu dari 10 destinasi prioritas nasional. "Lahan itu sudah dimiliki ASDP sendiri dan mereka akan kembangkan dermaga feri menjadi pelabuhan marina untuk persinggahan kapal pesiar," kata Agustinus di Kupang, Rabu, 19 April 2017.
ASDP, kata dia, telah memiliki lahan seluas 3,5 hektare untuk pembangunan pelabuhan marina. "Jadi nanti dermaga feri juga tetap berfungsi, kemudian dikembangkan juga pelayanan kapal pesiar kapal pesiar internasional," katanya.
Baca: Investor Incar Pembangunan Dermaga Labuan Bajo
Jika nanti ASDP ataupun pengembang swasta ingin membangun hotel atau restoran, akan digunakan lahan milik pemerintah daerah. Tanah tersebut berada di luar dari lahan ASDP seluas 3,5 hektare itu.
Pemerintah daerah setempat telah menyiapkan lahan di sekitar lokasi pelabuhan feri. Pemerintah pusat juga menyiapkan alokasi anggaran sekitar Rp 300 miliar untuk pembangunan pelabuhan marina. Besaran anggaran itu disampaikan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat menghadiri pertemuan pemantapan kerja sama Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan operator kapal pesiar internasional asal Amerika Serikat, Carnical, di Benoa Bali, beberapa waktu lalu.
Baca: Pembangunan Pelabuhan Marina Labuan Bajo
Agustinus berharap rencana pembangunan marina cepat terwujud agar kunjungan wisatawan, terutama wisatawan asing, ke Labuan Bajo semakin meningkat. Menurut dia, selama ini, kapal pesiar internasional yang datang ke Indonesia hanya bisa berlabuh di daerah lain. Salah satunya di Benoa Bali, karena didukung dengan kesiapan pelabuhannya.
Pembangunan pelabuhan marina ini ditargetkan pemerintah selesai pada 2019. Jika rencana ini berjalan lancar, kapal pesiar berkapasitas muatan banyak bisa masuk Nusa Tenggara Timur, dan Labuan Bajo menjadi pintu masuknya.
"Apalagi marina kapal pesiar internasional itu katanya bisa memuat ribuan wisatawan, sehingga tentu akan berdampak bagi perekonomian masyarakat di Labuan Bajo dan kabupaten lain di NTT," katanya.
Dinas Pariwisata Nusa Tenggara Timur mencatat, jumlah kunjungan wisatawan ke Labuan Bajo pada 2016 sebanyak 83.712 orang. Angka ini masih didominasi wisatawan lokal sebanyak 54.335 orang, sedangkan mancanegara 29.377 orang.
Jumlah kunjungan wisatawan yang meningkat akan berdampak pada pertumbuhan perekonomian di Labuan Bajo, yang terkenal dengan ikon wisata Pulau Komodo itu.
ANTARA