TEMPO.CO, Dallas -Laba United Airlines anjlok hingga 69 persen atau sekitar US$ 69 juta selama kuartal pertama 2017, dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kinerja perusahaan memburuk jauh sebelum terjadinya insiden penyeretan penumpang.
Turunnya laba perusahaan antara lain disebabkan oleh naiknya biaya bahan bakar, tenaga kerja dan perawatan pesawat. Namun performa United Airlines membaik diukur dari kehilangan bagasi penumpang.
Baca: Insiden United Airlines, Ada 1001 Cara Maskapai Usir Penumpang
Kinerja yang diumumkan pada Senin lalu itu memukul ekspektasi Wall Street. Saham United Airlines kembali dipertimbangkan investor setelah banyaknya keluhan di internet dan lemahnya kemampuan public relation perusahaan.
Data menunjukkan selama dua tahun terakhir, pendapatan perusahaan tak naik secara signifikan. Namun United Airlines menargetkan pendapatan perusahaan pada kuartal kedua tahun ini naik 1-3 persen.
Baca: Video Rekaman United Airlines Ditonton 120 Juta Netizen
Maskapai penerbangan asal Amerika Serikat ini menjadi sorotan setelah beredarnya video penyeretan penumpang secara paksa. David Dao yang berprofesi sebagai dokter ini dipaksa keluar pesawat dengan cara diseret akibat menolak turun secara sukarela. Saat itu United Airlines kelebihan penumpang dan harus membawa krunya yang akan bertugas pada keesokan hari. Maskapai pun menawarkan kepada penumpangnya untuk turun secara sukarela namun tak satu pun bersedia.
Insiden ini menuai kecaman keras dari masyarakat. Presiden Direktur United Airlines, Oscar Munoz kembali meminta maaf atas peristiwa memalukan itu pada Senin, 17 April 2017. "Kami harus memperbaiki pelayanan kepada konsumen. Preusahaan sudah memiliki peraturan bagaimana memperlakukan konsumen dengan baik," ujar Munoz.
OREGONLIVE.COM | DRC