TEMPO.CO, Jakarta - Analis First Asia Capital, David Sutyanto, memperkirakan indeks harga saham gabungan (IHSG) rawan koreksi. IHSG akan bergerak di kisaran 5.580-5.640 dan cenderung berjalan di teritori negatif.
David mengatakan pelaku pasar akan cenderung menahan diri melakukan pembelian karena meningkatnya kekhawatiran terhadap geopolitik kawasan. "Di tengah ketidakpastian perkembangan eksternal, aksi beli selektif diperkirakan akan melanda sejumlah saham sektoral yang diuntungkan dengan kenaikan harga emas dan energi," katanya, seperti dilansir dalam keterangan tertulis, Senin, 17 April 2017.
Baca: Awal Pekan, Laju IHSG Diprediksi Menguat
Namun David mengatakan masih ada sentimen positif yang dapat mendorong laju IHSG. Ia menuturkan sejumlah isu individual positif, terutama pembagian dividen sejumlah emiten unggulan, masih berpeluang menahan koreksi.
IHSG akhir pekan lalu cenderung bergerak negatif. Indeks tutup koreksi 27,610 poin atau 0,49 persen di 5.616,545. David mengatakan pasar mengurangi transaksi menjelang libur panjang Paskah di tengah meningkatnya risiko geopolitik kawasan Asia. Nilai transaksi di pasar reguler mencapai Rp 4,6 triliun dan pemodal asing mencatatkan pembelian bersih Rp 504,15 miliar.
Baca: 1.000 Pengemudi Uber Dapat Donasi CSR dari BPJS Ketenagakerjaan
Saham sektor tambang logam berhasil menguat merespons penguatan harga komoditas logam, terutama emas, yang naik hingga US$ 1.288 per troy ounce. Angkanya mencapai level tertinggi dalam lima bulan terakhir menyusul meningkatnya risiko pasar.
Sementara koreksi terutama melanda saham perbankan dan telekomunikasi. Koreksi IHSG akhir pekan lalu sejalan dengan koreksi yang terjadi di bursa saham global dan kawasan Asia. Menurut David, pasar saat ini dikhawatirkan dengan kebijakan luar negeri Presiden Amerika Donald Trump, mengingat hubungan Amerika dengan negara lain, seperti Korea Utara dan Suriah, saling memanas. Pasar global dan kawasan Asia mengkhawatirkan pecahnya perang terbuka.
VINDRY FLORENTIN