TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan segera membangun Seksi W2 lanjutan dari ruas Tol Akses Tanjung Priok yang akan menghubungkannya dengan Tol Dalam Kota.
Proyek ini ditargetkan selesai pada akhir 2019, jika tidak ada kendala pembebasan tanah dan pembiayaan. "Namun demikian kita perlu memonitor hubungan antara pola transportasi dan tata guna lahan yang berubah dengan keberadaan ruas tol baru ini," ujar Basuki Hadimuljono Menteri PUPR, di Jakarta, Sabtu, 15 April 2017.
Baca: Tol Akses Tanjung Priok Beroperasi, Satu Bulan Pertama Gratis
Basuki menuturkan jalan Tol Akses Tanjung Triok merupakan tol pertama yang diresmikan dari 392 kilometer jalan tol yang akan diresmikan sepanjang tahun ini.
Direktur Jenderal Bina Marga Arie Setiadi Moerwanto mengatakan kehadiran jalan tol ini akan meningkatkan kapasitas jalan ibu kota, memperkuat konektivitas untuk mengembangkan potensi ekonomi Indonesia, mengurangi waktu tempuh, dan menurunkan biaya transportasi.
"Jalan tol ini juga menjadi percontohan jalan tol ramah lingkungan yang dilengkapi dengan sound barrier," katanya. Sound barrier itu berada khususnya di samping Rumah Sakit Koja, sehingga tidak mengganggu ketenangan aktivitas rumah sakit.
Baca: Siapkan Rp 6 Triliun, Disneyland Berencana Bangun Wahana di Boyolali
Tol yang baru diresmikan hari ini oleh Presiden Joko Widodo itu menelan total biaya konstruksi hingga Rp 4,1 triliun.
Jalan Tol Akses Tanjung Priok saat ini terdiri dari lima seksi yakni Seksi E-1 untuk Rorotan-Cilincing sepanjang 3,4 km, Seksi E-2 untuk Cilincing-Jampea sepanjang 2,74 km, Seksi E-2A untuk Cilincing-Simpang Jampea sepanjang 1,92 km, NS Link untuk Yos Sudarso-Simpang Jampea sepanjang 2,24 km, dan NS Direct Ramp sepanjang 1,1 km.
Pasca diresmikan hingga satu bulan ke depan, ruas tol ini akan dioperasikan tanpa tarif. Untuk sementara, pengoperasian Jalan Tol Akses Tanjung Priok akan dilaksanakan oleh PT. Jasa Marga dan PT. Citra Marga Nusaphala Persada (CMNP).
GHOIDA RAHMAH