TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) Edi Sukmoro mengatakan harga jual tiket kereta api ringan (LRT) Jabodebek diperkirakan sekitar Rp 12 ribu. Dia menyatakan nilai tiket LRT ini tak akan lebih dari Rp 12 ribu dengan asumsi ada subsidi di harga tiket tersebut.
"Jadi kami harus membuat supaya masyarakat bisa menikmati dengan harga yang pantas dan terjangkau," kata Edi saat ditemui di Hotel Ritz-Carlton SCBD, Jakarta, Kamis, 13 April 2017.
Baca: Kata Guru Besar ITB Soal Lahan Kereta Cepat
Menurut Edi, nantinya ada subsidi harga tiket setiap tahunnya. Subsidi itu juga termasuk partisipasi dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. "Bentuknya seperti apa, kami akan komunikasi."
Edi menyatakan pembiayaan dari pemerintah provinsi belum diputuskan, tapi secara prinsip pendanaan KAI sudah diputuskan menjadi investor proyek ini dan melanjutkan apa yang sudah dijalankan. "Karena masyarakat di Cibubur sudah sangat menanti."
Edi menambahkan, pihaknya sedang memproses pengajuan untuk mendapatkan penyertaan modal negara dalam rancangan anggaran pendapatan belanja negara perubahan (RAPBNP) 2017 sebesar Rp 5,6 triliun. Nilai tersebut untuk pendanaan proyek LRT. Meski begitu, peluang pendanaan memakai APBN juga tetap dibuka.
Baca: Menjelang Ramadan, Menteri Perdagangan dan Menteri Pertanian Cek Harga di Pasar
APBN, kata Edi, kemungkinan digunakan sebagai cadangan pembiayaan agar proyek ini jangan mangkrak. Jika PMN ini tak disetujui, diharapkan akan ada pendanaan dari APBN. "Kalau enggak dari situ, ya, APBN, APBN 2018," ucapnya.
Ketika ditanyakan akan masuk di anggaran kementerian mana dalam APBN 2018, Edi menjawab akan masuk di dalam anggaran Kementerian Perhubungan. "Jadi larinya ke sana, kami cari solusi supaya ini bisa jalan," tuturnya.
DIKO OKTARA