TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Ketenagakerjaan menggelar konferensi tingkat menteri tenaga kerja antarnegara yang tergabung dalam Organization of Islamic Cooperation (OIC) untuk membahas program kerjasama ketenagakerjaan.
"Pertemuan ini salah satunya untuk menangani pengangguran, khususnya pengangguran kaum muda, meningkatkan kualitas perlindungan sosial bagi tenaga kerja," kata Menteri Ketenagakerjaan Muhamad Hanif Dhakiri di Hotel Bidakara, Jakarta, Senin, 10 April 2017.
Konferensi yang digelar di Hotel Bidakara tersebut juga dihadiri oleh Menteri Negara Tenaga Kerja Bangladesh, MD Mujibul Haque, Duta Besar Republik Azerbaijan untuk Indonesia, Tamerlan Garayev, Duta Besar Republik Rakyat Bangladesh untuk Indonesia, Major General Azmal Kabir.
Baca: Angka Pengangguran di Jerman Merosot Tajam
Di bawah kepemimpinan Azerbaijan, Pertemuan Komite Pengarah Pertama yang diselenggarakan di Baku, Azerbaijan pada tahun 2013 lalu, telah menghasilkan Program Eksekutif bagi pelaksanaan Kerangka Kerjasama OIC di Bidang Ketenagakerjaan dan Perlindungan Sosial.
Dalam pertemuan Komite Pengarah Kedua ini dari bersama OIC, Hanif berharap menemukan cara untuk menjawab berbagai tantangan ketenagakerjaan yang semakin kompleks. Indonesia mengusulkan untuk menjadi negara sponsor bagi pembentukan forum penelitian dan studi mengenai konsep Islam dan praktiknya di bidang ketenagakerjaan. Untuk itu Kemenaker akan menyelenggarakan Workshop terkait pada tanggal 12 April 2017.
Baca: Era Digital, Jumlah Pengangguran Meningkat
"Harapan saya, kiranya negara-negara anggota OIC dapat mengirimkan perwakilan penelitinya untuk berpartisipasi aktif dalam Workshop, dengan saling bertukar pandangan dan pikiran terkait konsep dan praktik nilai-nilai Islam dalam ketenagakerjaan," kata Hanif.
Menurut dia, dunia ketenagakerjaan telah mengalami pergeseran dalam pola kerja, termasuk hubungan kerja. Pergeseran pola kerja ini akibat dari kemajuan teknologi yang sangat pesat. "Pergeseran akibat kemajuan teknologi ini, di satu sisi menimbulkan hilangnya jenis-jenis pekerjaan tertentu, namun di sisi lain justru telah menciptakan peluang-peluang pekerjaan yang baru," tutur Hanif.
RICHARD ANDIKA | ALI HIDAYAT