TEMPO.CO, Jakarta - General Manager PLN Wilayah Kalimantan Barat Bima Putrajaya mengatakan adanya empat unit mesin PLTG MPP Jungkat yang berkapasitas 4 x 25 megawatt membuat jaringan Sistem Khatulistiwa saat ini surplus 126 megawatt (MW).
Sistem Khatulistiwa, yang memasok listrik untuk Kota Pontianak-Kubu Raya-Mempawah-Singkawang-Sambas-Bengkayang, saat ini memiliki daya mampu 426 MW. Demikian dikatakan Bima di Pontianak, Minggu, 9 April 2017.
Beban puncak tertinggi saat ini, kata dia, masih di bawah 300 MW, sehingga surplus 126 MW. Dengan daya mampu yang ada, menurut Bima, ada spare daya sekitar 30 persen dari seluruh kebutuhan listrik masyarakat.
Baca:
Menhub Tinjau Kedatangan Kapal Terbesar di Dermaga JICT
PU: 17 Persen Truk yang Melewati Cisomang Kelebihan Muatan
Program Amnesti Pajak Ini Bikin Investor Ketakutan
Bahkan, pada 2017, Sistem Khatulistiwa akan mendapat tambahan pasokan listrik sebesar 2 x 50 MW dengan akan beroperasinya PLTU Kalbar 1 dan 3. Dengan demikian, total daya mampu kita menjadi 526 MW.
"Kondisi kelistrikan seperti ini tentu saja akan makin kondusif menopang potensi industri yang tumbuh di Kota Pontianak, Kubu Raya, Mempawah, Singkawang, Sambas, dan Bengkayang," kata Bima.
Untuk menunjang pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Barat, khususnya di sektor industri, PLN Kalimantan Barat terus berupaya meningkatkan daya mampu mesin pembangkit, baik di Sistem Khatulistiwa maupun di daerah-daerah terisolasi. Seperti Kabupaten Ketapang dan Kayong Utara, di mana telah beroperasi PLTU berkapasitas 2 x 10 MW.
"Hingga 2017, nantinya kita akan memiliki kelebihan daya sekitar 226 MW. Hal ini sangat lebih dari cukup untuk mengakomodasi kebutuhan listrik di segala sektor dunia usaha," katanya.
Beberapa gardu induk (GI) akan dibangun. Menurut Bima, satu unit GI dapat menopang kebutuhan listrik 30 MW.
"Hal itu tentu saja lebih dari cukup untuk sebuah kawasan industri di mana pun lokasinya berada," kata Bima.
ANTARA